PAMEKASAN || KLIKMADURA – Ekosistem di pesisir Desa Majungan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan diambang kerusakan. Pemicunya, belasan hektare lahan mangrove dibabat dan dialihfungsikan menjadi tambak garam.
Sebagai bentuk protes terhadap aksi-aksi pengrusakan lingkungan itu, Aliansi Rakyat Cinta Indonesia (ARCI) menanam 15 ribu bibit mangrove di pantai Desa Majungan, Kamis (15/5/2025).
Kegiatan tersebut diikuti sejumlah organisasi pecinta lingkungan. Bahkan, Perhutani KPH Madura juga ambil bagian dari kegiatan yang berlangsung lancar itu.
Koordinator ARCI Nur Faisal mengatakan, pohon mangrove di kawasan pantai selatan Pamekasan mengalami banyak kerusakan. Bahkan, sebagian ada yang sengaja ditebang oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Lahan mangrove juga semakin menyempit. Pasalnya, ada alih fungsi dari semula lahan mangrove menjadi tambak udang yang digarap oleh salah satu korporasi di Pamekasan.
“Di Majungan ini ada belasan hektare tanah milik Perhutani KPH Madura yang awalnya ditumbuhi mangrove tapi dialihfungsikan oleh oknum tidak bertanggung jawab menjadi tambak garam,” katanya.
Dengan demikian, sebagai bentuk protes atas akso brutan terhadap lingkungan itu, ARCI bersama organisasi pecinta lingkungan menggelar penanaman 15 ribu bibit mangrove.
“Penanaman pohon bakau itu bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kemudian, juga sebagai bentuk protes kepada korporasi yang semena-mena malukan pengrusakan mangrove,” katanya.
Kepala Perhutani KPH Madura, Akhmad Faizal, menyampaikan, penanaman mangrove itu dilakukan di atas lahan milik Perhutani yang berada di petak 64.
Kegiatan tersebut bagian dari program kolaboratif dimulai sejak Februari 2025. Perhutani KPH Madura menggabungkan aspek kehutanan dan perikanan dalam satu kawasan dengan konsep Silvofishery.
“Hutan adalah penyangga kehidupan. Satu pohon mangrove bisa memberikan manfaat ekologis bagi dua orang per hari. Karena itu, kami ingin hutan ini benar-benar memberi nilai bagi masyarakat,” tuturnya.
Kepala Desa Majungan, Subahnan, mengapresiasi penuh kegiatan tersebut. Sebab, memberikan dampak positif bagi lingkungan sekaligus membuka potensi ekonomi baru.
“Kami berterima kasih atas kegiatan ini. Selain menghijaukan kembali kawasan hutan, lahan ini juga dimanfaatkan untuk budidaya bandeng sejak Februari lalu oleh LMDH Sumber Barokah,” tandasnya. (ibl/diend)