SUMENEP || KLIKMADURA – Judi online (judol) menyasar masyarakat dari berbagai latar belakang usia. Mulai dari orang tua hingga anak-anak.
Bahkan, dari kalangan pegawai instasi pemerintahan juga terpapar judol. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat harus bahu membahu mengantisipasi paparan judi tersebut.
Penceramah kodang Madura, KH. Musleh Adnan juga ikut mengomentari judol tersebut pada saat berceramah di Yayasan Pesantren Nurul Huda, Gingging, Bluto, Sumenep, Madura, Sabtu (13/7/2024).
Kiai Musleh meminta seluruh orang tua aktif mengawasi dan mengontrol anaknya. Sebab, sudah banyak anak-anak menjadi korban judol.
Kiai Musleh menyampaikan, judol bukan hanya berbahaya pada kondisi keuangan. Tapi, juga berbahaya bagi keselamatan bahkan nyawa seseorang.
“Banyak orang bunuh diri setelah terlilit hutang karena judi online ini, makanya ayo awasi anak-anak kita agar tidak terpengaruh judi online,” katanya di hadapan ratusan wali murid Yayasan Pesantren Nurul Huda.
Pendakwah asal Pamekasan itu menyampaikan, tidak ada judi online yang menguntungkan. Judi secara digital itu sudah diatur agar tidak ada pemain yang menang.
Biasanya, pemain judol menang saat awal bermain. Sebenarnya bukan menang, tapi sengaja dimenangkan agar terlena dan ingin main lagi dengan uang yang lebih banyak.
“Misalnya, main pertama dengan modal Rp 3 juta menang, akhirnya main lagi dengan modal yang lebih besar dan kalah, seterusnya kalah sampai hutangnya menumpuk,” katanya mencontohkan.
Dengan demikian, Kiai Musleh meminta masyarakat menghindari judol. Bahkan, orang tua harus melakukan pengawasan maksimal agar anaknya tidak terpapar judol tersebut.
“Saya sedikit kecewa, karena melihat berita kalau pegawai KPK juga terpapar judi online. Lalu siapa yang akan mengawasi kalau pengawasnya juga bermain judi online,” tandasnya. (diend)