Imdad Faiha Ila Sabila, Reporter Klik Madura.
——–
GAO atau kue keranjang menjadi salah satu makanan khas yang selalu hadir dalam perayaan Imlek. Makanan yang terbuat dari beras ketan ini bukan hanya terkenal karena rasanya yang lezat, tetapi juga memiliki makna simbolis yang sangat dalam dalam tradisi Tionghoa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Terbuat dari bahan yang sangat sederhana yakni beras ketan yang digiling halus dan dimasak dengan air serta gula merah. Adonan ini nantinya akan mengental dan kenyal lalu dikukus.
Tahap pengukusan memakan waktu berjam-jam untuk mendapatkan hasil adonan yang maksimal dan legit. Selanutnya, adonan dibentuk menggunakan cetakan bundar atau persegi panjang yang khas.
Bagi masyarakat Tionghoa, kue keranjang atau yang dalam bahasa Mandarin dikenal dengan sebutan nian gao (年糕) dipercaya memiliki arti yang sangat positif, sesuai dengan makna nama “nian” (年) yang berarti tahun, dan “gao” (糕) yang berarti kue atau kue bolu.
Secara harfiah, nian gao berarti “kue tahun” yang melambangkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik, kemakmuran, dan peningkatan kualitas hidup di tahun yang baru.
Kata “gao” juga memiliki konotasi yang erat dengan kata “tinggi” atau “naik”, yang berarti bahwa dengan memakan kue keranjang, seseorang diharapkan dapat mencapai kesuksesan yang lebih tinggi dan memperbaiki nasib di tahun yang akan datang.
Dalam perayaan Imlek, kue keranjang adalah simbol keberuntungan dan kelimpahan. Menurut tradisi, memakan kue keranjang saat Imlek dipercaya dapat membawa nasib baik dan kesejahteraan. Kue ini juga sering menjadi bagian dari hidangan wajib yang disajikan selama makan malam bersama keluarga besar.
Sebagai sajian manis di akhir perayaan, kue keranjang tidak hanya dinikmati karena rasanya yang enak, tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Untuk Rasa Kue keranjang ini legit beberapa orang mengatakan rasanya hampir mirip dengan dodol.
Rasa manis yang ditawarkan oleh kue keranjang juga natural dari penggunaan gula merah yang memberikan sensasi rasa alami. Teksturnya yang kenyal dan lengket menjadi ciri khas utama dari makanan ini.
Beberapa orang lebih suka menikmatinya dalam keadaan dingin, sementara yang lain lebih suka menggorengnya setelah dikukus, memberi sentuhan kerenyahan di luar dan kelembutan di dalam.
Ada juga yang mengkonsumsinya bersama dengan bahan lain seperti kelapa parut atau diolah dengan tambahan bahan seperti kacang merah atau buah-buahan.
Tertarik mencoba ?