Sebuah Resolusi 2025

- Jurnalis

Selasa, 31 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sari Purwati, Direktur Klik Madura.

——–

SIAPAPUN yang membaca tulisan ini, masih muda atau sudah tua, laki-laki atau perempuan, yang tertarik membuat sebuah resolusi di tahun 2025, tolong masukkan daftar langsing (ideal) dalam deretan list resolusi dan mari kita refleksi bersama apa itu tujuan dari resolusi tentang bentuk tubuh ini.

Sebelum membaca panjang tulisan ini, satu hal yang membuat saya harus menyadarkan pada banyak orang. Mari kita samakan persepsi. Semuanya ya, tolong sekali, jangan berlindung dari kata-kata gemuk itu tanda bahagia atau gak apa-apa gemuk yang penting sehat.

Ayolah kita rubah bahasanya menjadi seperti apapun tubuh kita mau langsing atau gemuk, mau ideal atau tidak, bahagia itu bukan digambarkan dengan berat badan seseorang. Gemuk itu tanda ada yang tidak beres dalam metabolisme tubuh kita.

Kalau gemuk itu tanda bahagia, lalu bagaimana jika obesitas? berarti bahagia hingga diluar target gitu? kan enggak begitu rumusnya.

Baca juga :  Imbas Smartphone Bagi Kalangan Remaja

Di sepanjang 2024 ini, saya baru menyadari bahwa saya termasuk orang yang berlindung di bawah kata-kata di atas yang ternyata merusak tatanan berpikir bahwa bahagia bisa dilihat dari berat badan yang makin mengembang.

Sorry to say, gendut itu sungguh tidak enak dilihat, baik itu perempuan atau laki-laki. Tapi, saya tidak sedang membahas estetika soal gemuk tapi soal dampak dari gemuk itu sendiri.

Sepanjang tahun 2024 ini dengan keras saya mencoba rutin berolahraga. Minimal jalan kaki. Meskipun, kadang semangatnya naik turun. Tujuannya bukan karena ingin langsing. Mau sembuh.

Saat itu badan mencapai angka yang sangat tidak normal sehingga membuat metabolisme tubuh saya rusak. Iya, rusak dan berdampak pada banyak hal (ini tidak perlu saya ceritakan). Dan inilah yang memicu berbagai keluhan datang bergantian.

Baca juga :  Fenomena Pernikahan Dini di Madura dan Perlunya Kesadaran Bersama

Berbagai macam obat-obatan saya konsumsi, dengan durasi yang cukup panjang dan tentunya dengan biaya yang tidak murah. Beberapa dokter spesialis saya datangi namun keluhan yang saya derita tidak juga kunjung membaik, kemudian dokter menyarankan agar saya menurunkan berat badan. Jleb.

Alhamdulillah, sembuh ya Allah…

Disadari atau tidak, mau diakui atau diabaikan, saat tubuh gemuk seringkali diikuti dengan keluhan yang dirasakan. Mau itu masih muda atau tua. Sebutlah keluhan yang gampang dirasakan adalah, mudah capek.

Diajak gerak model apapun apalagi lari pasti gampang ngos-ngosan. Belum lagi sering kesemutan atau kebas, ngilu kaki atau keluhan lainnya yang pasti berhubungan dengan penyakit.

Menurut WHO, Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung dari berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter, yaitu lebih dari 23 kg/m2 (nilai normal IMT 18,5-22,9 kg/m2).

Perhitungan tersebut kemudian dibagi menjadi overweight (23-24.9 kg/m2), obesitas tingkat I (25-29.9 kg/m2), dan obesitas tingkat II (lebih dari 30 kg/m2).

Baca juga :  Mengenal Kadam Sidik, Pendakwah Muda Idola Kaum Hawa Asli Bangkalan

Saya tidak mengajak untuk berhitung berdasarkan rumus di atas. Intinya hanya satu, secara bertahap please aware sama tubuh kita. Jangan normalisasi yang salah hanya karena kita terlanjur nyaman dengan kondisi yang ada. Apalagi malas bergerak.

Ayo, 2025 buatlah list resolusi untuk melakukan sedikit perubahan atas apa yang dirasa tidak baik oleh tubuh kita. Semua bisa asal kita sungguh-sungguh melakukannya. Lakukan, sebelum semuanya terlambat dan tubuh kita protes atas apa yang kita lakukan pada tubuh kita.

Tenang saja tretan klikmadura, saya juga masih belum punya berat badan ideal dan menerapkan pola hidup sehat dengan konsisten. Karena itu, tulisan ini untuk memotivasi diri juga sekalian sebagai resolusi di 2025. Selamat Tahun Baru, dari saya mewakili klikmadura untuk tretan tercinta. (*)

Berita Terkait

Kue dalam Keranjang?
Mengenal Kadam Sidik, Pendakwah Muda Idola Kaum Hawa Asli Bangkalan
Nikmatnya Solo Travel 
Tentang Mindset yang Kacau
Kuala Lumpur Tidak Pernah Tidur
Mulailah Jalan Kaki
Ternyata Musik Saronen Dulunya Dijadikan Sarana Dakwah, Ada Nilai Filosofisnya
Jejak-jejak Petilasan Pengeran Jokotole di Desa Pakandangan Barat, Kabupaten Sumenep, Madura

Berita Terkait

Selasa, 28 Januari 2025 - 10:37 WIB

Kue dalam Keranjang?

Rabu, 15 Januari 2025 - 08:49 WIB

Mengenal Kadam Sidik, Pendakwah Muda Idola Kaum Hawa Asli Bangkalan

Selasa, 31 Desember 2024 - 17:42 WIB

Sebuah Resolusi 2025

Rabu, 11 Desember 2024 - 07:00 WIB

Nikmatnya Solo Travel 

Minggu, 1 Desember 2024 - 09:05 WIB

Tentang Mindset yang Kacau

Berita Terbaru