Scroll untuk baca artikel
Example 982x1280
#AndaHarusTahu

Kuala Lumpur Tidak Pernah Tidur

×

Kuala Lumpur Tidak Pernah Tidur

Sebarkan artikel ini
Direktur Klik Madura, Sari Purwati bersantai menikmati perjalanan dalam kota menggunakan MRT di Kuala Lumpur, Malaysia, November 2024. (FOTO: DOK. PRIBADI)

Sari Purwati, Direktur Klik Madura

——————

Oleh-oleh perjalanan Malaysia-Singapura Part (2)

MENARA Kembar Petronas, KL Tower, pusat perbelanjaan, surga kuliner, MRT, Monorail dan kehidupan yang ramah akan kalian dapati di Kuala Lumpur (KL). Mau hemat atau boros ringgit itu soal pilihan. Tapi Kuala Lumpur Kota Hidup.

Sebagai Ibu Kota Malaysia, pantas jika Kuala Lumpur menyajikan konsep one stop shopping, melancong ke Kuala Lumpur harus bisa tahan banyak godaan. Jujur, saya tidak banyak membawa ringgit, yang penting cukup buat makan dan menikmati kehidupan sementara di KL.

Sebab, ini bukan soal gengsi datang ke Luar Negeri, tapi demi menuntaskan hasrat, punya experience yang belum tentu saya dapatkan di lain kesempatan.

Pilihan paling pas saat melancong ke Malaysia adalah menginap di Bukit Bintang, daerah ini sangat strategis karena kemana-mana gampang, mudah, dan terjangkau dengan jalan kaki.

Baca juga :  Telur Ikan Terbang (Cypselurus sp dan Cheilopogon sp) Caviar dari Timur Indonesia

Di area ini untuk breakfast, lunch, dan dinner banyak tersedia di sepanjang jalan, mau masakan lokal, menu India atau Arab Timur Tengah, China dan Thailand tersaji sesuai selera.

Masakan eropa juga ada, termasuk yang umum ada di berbagai tempat seperti KFC, McD, Pizza, Spagetti, semua serba ada, tergantung ringgit yang dibawa.

Seperti yang saya sampaikan, KL sangat ramah bagi wisatawan. Persewaan mobil rental, Grab atau Taxi sangat mudah didapatkan. Jika ingin menghemat tinggal menggunakan Mass Rapid Transit atau moda raya terpadu (MRT) atau menikmati monorel berkeliling kota tersebut.

Atau, ada yg lebih menarik lagi, yaitu menggunakan skuter listrik yang tersebar di sepanjang jalan. Atau bisa ikut bus tingkat beratap terbuka, namanya KL Hop On Hop Off dengan tarif 60 ringgit per wisatawan.

Baca juga :  Mulailah Jalan Kaki

Semua pilihan itu bisa disesuaikan dengan ringgit yang kalian bawa. Tapi jujur, di antara banyaknya wisatawan asing yang datang, paling banyak adalah mereka pejalan kaki dan memilih naik MRT.

Tarif MRT 3 ringgit untuk satu orang. Caranya, dengan membeli koin khusus MRT di mesin yang sudah disediakan di sekitar stasiun. Kalau bingung, tinggal bertanya kepada petugas di sekitar sana.

Jangan harap ada calo yang membantu kita, mereka hanya memberi petunjuk saja tidak menyediakan koin atau bantu melayani kita. be smart people, hahaaaa.

Panas pakai MRT? Tentu tidak, semua ber-AC dan pemberhentian stasiun menghubungkan dari satu mall ke mall yang lainnya. Karenanya, saya katakan KL semacam one stop shopping bagi pelancong. Tergantung kita mau kalap atau tutup mata sejenak.

Baca juga :  Tentang Mindset yang Kacau

Jangan khawatir kebingungan, semua petugas di sekitar jalan di kota ini akan standby menjawab pertanyaan kita dengan ramah. Bahkan, saya sempat ngobrol dengan salah satu petugas MRT, dia mengatakan bahwa alat transportasi ini sependek pengetahuannya sudah ada sekitar 21 tahun yang lalu. Dan, inilah yang saya sebut bahwa saya ini norak karena di usia mau 40 tahun baru tau rasanya naik MRT. hiiiksss.

Selain transportasi umum dan gedung-gedung pencakar langit yang membuat saya kagum di Kuala Lumpur. Masih banyak culture shock disana yang layak dibawa sebagai oleh oleh dalam bingkai catatan.

Iya, roda ekonomi, kehidupan warga lokal, TKI kita dan tentunya soal kebersihan kota. Sementara saya layak memberi standing applause. Kenapa??

Tunggu Catatan saya di part selanjutnya. Mengintip kehidupan dan mindset negara Upin Ipin. (*)