SUMENEP || KLIKMADURA – Penolakan terhadap rencana eksplorasi migas di Pulau Kangean semakin menguat. Warga dengan tegas menyatakan menolak seluruh bentuk kegiatan survei seismik maupun eksploitasi yang disebut bakal merusak laut dan mengancam mata pencaharian nelayan.
Praktisi Oil and Gas, Nurullah mengatakan, survei seismik bukan sekadar studi akademis. Tetapi langkah awal menuju pengerukan sumber daya alam yang akan membawa kerusakan besar.
“Kami menolak dengan tegas. Survei seismik itu bukan riset biasa, itu pintu masuk eksploitasi. Dampaknya bisa menghancurkan laut, mencemari lingkungan, dan mematikan sumber penghidupan kami sebagai nelayan dan masyarakat pesisir,” ujarnya.
Menurut Nurullah, permasalahan migas di Kangean bukan hal baru. Dia menilai, proyek semacam ini selalu dikemas dengan kata pembangunan dan kemajuan, padahal di baliknya hanya kepentingan bisnis.
“Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas murni berorientasi pada keuntungan korporasi dan para pemangku kepentingan, bukan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Ia juga menyoroti sikap pemerintah daerah yang dianggap lebih berpihak pada investor daripada rakyatnya sendiri.
“Mereka lantang membela proyek ini bukan karena kebenaran, tapi karena dugaan komisi dan janji keuntungan yang dijanjikan. Pemerintah seharusnya melindungi rakyat, bukan menjadi corong perusahaan,” katanya.
Nurullah menambahkan, tekanan terhadap warga semakin terasa. Laut disurvei, darat diawasi, dan ruang gerak dipersempit.
“Aparat datang dengan sikap arogan. Kami curiga mereka hanya menjalankan perintah pesanan. Suara rakyat ditekan, tokoh-tokoh kami diiming-imingi agar berpaling,” ungkapnya.
Dia juga menyebut perusahaan dan oligarki sebagai dalang di balik semua ini. Janji pembangunan yang ditawarkan hanya siasat untuk menutupi ambisi mereka.
“Mereka menebar janji manis, tapi semua itu palsu. Ada segelintir orang yang menerima karena kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampak bagi anak cucu,” tambahnya.
Nurullah menegaskan perjuangan masyarakat Kangean bukan sekadar menolak proyek migas. Tetapi, mempertahankan hak hidup dan masa depan generasi.
“Kami percaya suara rakyat yang bersatu akan lebih kuat dari kepentingan segelintir orang yang rakus. Kangean bukan milik korporasi, bukan milik investor, tapi milik rakyat Kangean sebagai warisan leluhur,” pungkasnya. (nda)