SAMPANG || KLIKMADURA – Angka putus sekolah di Kabupaten Sampang masih cukup tinggi. Selepas mengenyam pendidikan tingkat menengah, banyak yang tidak melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Sampang, Mas’udi Hadiwijaya mengatakan, faktor putus sekolah bukan hanya karena biaya pendidikan. Tetapi, juga dipengaruhi mindset masyarakat Sampang itu sendiri.
“Mindset masyarakat Sampang ketika sudah lulus dari SMP maupun MTs adalah mencari pekerjaan, sehingga banyak anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikannya. Ada juga yang dinikahkan atau dijodohkan” ujarnya, Jum’at, (7/2/2025).
Cabdindik Provinsi Jawa Timur Wilayah Sampang terus berupaya menekan angka putus sekolah. Salah satunya, gencar sosialisasi ke sekolah-sekolah dan mendatangkan wali murid untuk memberikan pemahaman dan wawasan terkait pentingnya pendidikan.
“Kami selalu melakukan upaya untuk menekan angka putus sekolah karena berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten Sampang,” terangnya.
Total siswa di bawah naungan Cabdindik Provinsi Jawa Timur Wilayah Sampang sebanyak 22,113 siswa yang tersebar di 172 sekolah. Siswa yang terdata putus sekolah sekitar 263 orang.
“Peran pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan angka putus sekolah di Kabupaten Sampang.
Kacabdindik Mas’udi yakin, dengan beberapa inovasi yang dilakukan serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat, upaya menekan angka putus sekolah bisa berhasil.
“Saya yakin dengan strategi yang akan kami dilakukan serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat akan bisa meningkatkan lama belajar siswa dan bisa menekan angka putus sekolah,” tandasnya. (san/diend)