Tri Cenra Wijaya, Mahasiswa Magister PSDA, Universitas Trunojoyo Madura
Di Kabupaten Pamekasan terdapat salah satu Kelurahan tepatnya Kelurahan Kowel yang petaninya banyak membudidayakan tanaman florikultura.
Adapun jenis tanaman florikultura yang dibudidayakan adalah seperti bunga sedap malam, bunga mawar, bunga melati, bunga pacar air, bunga seruni, bunga kenanga dan lain-lain.
Potensi Tanaman Florikultura
Peran petani sebagai pelaku utama upaya dalam meningkatkan potensi tanaman florikultura sangat berpengaruh banyak terhadap daya saing produksi dan pemasaran tanaman florikultura ini.
Petani akan secara langsung berperan sebagai pengelolaan budidaya tanaman florikultura tersebut sehingga baik secara kuantitas maupun kualitas dari tanaman florikultura tersebut.
Salah satu kunci untuk dapat meningkatkan produksi dan peningkatan hasil produksi budidaya tanaman hias ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan budidaya tanaman florikultura ini.
Secara teknis budidaya tanaman florikultura ini tidaklah jauh berbeda dengan budidaya tanaman pada umumnya. Tanaman florikultura juga membutuhkan perawatan dan pemeliharaan yang baik sehingga pertumbuhan dan produksi yang dihasilkan bisa maksimal.
Sebelum memulai membudidayakan tanaman florikultura maka sebaiknya yang perlu diketahui adalah cara memilih dan memberikan perlakuan benih, dianjurkan untuk tidak menggunakan bahan – bahan kimia.
Kemudian, pemberian pupuk dengan dosis yang tepat juga sangat dianjukan. Selanjutnya untuk perlakuan pasca panen, diperlukan air bersih untuk menjaga kesegaran tanaman.
Tahapan terakhir dari proses budidaya adalah pascapanen tanaman florikultura antara lain pengemasan dan pengepakan tujuannya melindungi tanaman sehingga tidak mudah rusak dan terkontaminasi.
Penggunaan bahan kimia tidak disarankan sehingga penggunaan pestisida organik menjadi alternatif utama agar tanaman lebih aman untuk digunakan oleh konsumen.
Pemasaran Hasil Produksi
Setiap kegiatan budidaya pertanian khususnya pada bidang florikultura ini tidak terlepas dari persoalan tentang pemasaran. Pemasaran dari hasil petani florikultura di Kelurahan Kowel ini saat ini masih dalam cakupan pasar lokal.
Dari hasil dari produksi tanaman florikultura ini hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan “Nyekar Makam”, petani hanya memanen dan memanfaatkan kuntum bunga untuk diperjual belikan.
Perlu adanya edukasi terkait pemanfaatan dan permintaan pasar selain kuntum contohnya untuk pengusaha florist yang permintaannya lebih banyak dari batang hingga kuntum bunga sebagai pemanfataan dekorasi dan lain sebagainya.
FAKTOR TERJADINYA KEGAGALAN PASAR
Perbedaan Harga
Hasil dari petani di Pamekasan belum mampu bersaing dengan pasar luar dikarenakan harga dari pasar diluar Kabupaten Pamekasan seperti di Surabaya yang memiliki harga lebih murah dibanding dari petani Pamekasan.
Salah satu contohnya bunga sedap malam jika dibeli dari surabaya rentang harga diantara Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- Perbatang sedangkan harga dari petani pamekasan antara Rp. 10.000,- Rp. 15.000,- Perbatang.
Kemungkinan hal ini disebabkan karena biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pamekasan lebih banyak.
Usaha store florist yang berkembang di Pamekasan tercatat ada sekitar lima toko florist, berdasarkan dari data kebutuhan salah satu Store florist yang berada di pamekasan “Lentin Florist” dalam seminggu dihari biasa membutuhkan 80 – 150 batang, sedangkan pada bulan ramadhan permintaan meningkat sehingga kebutuhan menjadi 300 – 500 batang perminggu.
Sehingga dalam hal ini perlu sebuah pengkajian tentang usaha tani pada petani bunga sedap malam untuk dapat mempertahankan keberadaan bunga sedap malam hingga jangka panjang utamanya dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha florist sehingga pemasaran dari hasil petani tidak hanya di pasar tradisional tapi juga mampu menembus pasar modern.
Perbedaan Kualitas
Hasil produksi petani tanaman hias di Kelurahan Kowel – Pamekasan masih belum memenuhi standart dari pengusaha florist di daerah sekitar karena berkaitan dengan keindahan dari rangkaian maka kualitas tanaman hias sangat penting bagi usaha tersebut.
Hal ini menjadi salah satu penyebab pasar dari tanaman hias yang ada dipamekasan masih belum bisa menembus pasar luar pamekasan.
Penyebab utama dari masalah ini adalah teknik budidaya petani yang masih menggunakan metode konvensional sehingga menyebabkan kualitas dari tanaman hias kurang baik salah satu contohnya kuntum bunga melati dari pamekasan lebih kecil dari daerah luar pamekasan.
Rendahnya Pengetahuan dan Keterampilan Petani
Pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya tanaman florikultura ini, petani sebagai pelaku utama juga memiliki kemampuan dalam penanganan pasca panen dan pengolahan yang baik dan benar.
Untuk itu, penerapan teknologi serta informasi pasar sangat perlu diperhatikan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Modal dasar dari segi kemampuan SDM-nya disini dapat menjadikan optimisme dalam pengembangan florikultura di Kelurahan Kowel Kabupaten Pamekasan.
Dengan demikian, selain peningkatan produktivitas terhadap florikultura khususnya di Kabupaten Pamekasan juga dapat meningkatkan pengembangan budidaya tanaman berbasis kearifan lokal.
Peran Pemerintah
Peran pemerintah sejatinya sangatlah besar pengaruhnya sebab hal ini akan berkaitan dengan kebijakan serta perlindungan bagi pelaku usaha budidaya tanaman florikultura.
Sayangnya, peran pemerintah daerah minim terhadap budidaya tanama florikultura ini, sebab titik fokus pemerintah setempat yaitu terhadap tanaman pangan dan perkebunan saja.
Pemerintah dalam hal ini juga dapat membantu dengan memberikan stimulan berubah peningkatan keterampilan petani dalam budidaya tanaman florikultura serta bantuan benih tanaman hias seperti anggrek, bunga kamboja, lily dan lain-lain yang mampu mengembangkan usaha tani dari petani sendiri.
Selain itu Pemerintah juga dapat membantu promosi budidaya tanaman hias ini misal dengan membuka peluang usaha baru menjadi desa wisata tanaman bunga atau wisata edukasi tanaman hias yang bisa diakses dan dinikmati masyarakat umum. (*)