BANGKALAN || KLIKMADURA – Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) bakal menggelar bedah buku berjudul Sejarah Bassra: Perjuangan Ulama Madura.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pada Kamis, 24 Oktober 2024 mendatang dimulai pada pukul 09.00 WIB.
Sekretaris Bassra, KH. Syafik Rofii mengatakan, sekitar tahun 1990-an, Presiden Habibie berencana menjadikan Pulau Madura sebagai kawasan industri.
Kala itu, pemerintah juga berencana membangun jembatan yang bisa menghubungkan antara Surabaya dengan Pulau Madura.
Sebagai respons rencana tersebut, sejumlah kiai sering mengadakan pertemuan. Di antaranya, KH Abdullah Schal, KH Kholil AG, KH Dhovier Shah dan KH Madzkur Rosyad.
Kemudian, KH Muddatstsir Badruddin, RKH Muhammad Rofi’i Baidhowi, KH Mohammad Tidjani Djauhari, KH Mahfoudh Husainy serta Kiai yang lain.
“Pertemuan-pertemuan ini membahas persoalan yang akan ditimbulkan oleh industrialisasi dan pembangunan jembatan tersebut. Dari satu pertemuan ke pertemuan yang lain, akhirnya dibentuk sebuah wadah organisasi yang bernama BASSRA,” katanya.
Kemudian, seiring berjalannya waktu dan kebutuhan untuk merekam jejak-jejak perjuangan para ulama, maka disusunlah buku berjudul “Sejarah BASSRA: Potret Perjuangan Ulama Madura”.
“Kiprah dan perjuangan para kiai pengasuh berbagai pondok pesantren di empat kabupaten di Madura seakan menyatu terjalin kuat dengan jargon Membangun Madura, bukan di Madura,” katanya.
Buku berisi tentang perjuangan BASSRA itu akan dibedah agar kebermanfaatannya semakin menyebar kepada masyarakat. Diharapkan, seluruh elemen untuk mendukung kegiatan tersebut.
“Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Madura agar kegiatan bedah buku ini bisa berjalan dengan baik dan lancar seperti yang kami harapkan,” harapnya. (pen)