SAMPANG || KLIKMADURA – Ancaman tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sampang kini mendapat perhatian serius.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) resmi menerima Policy Brief Strategis dari Yayasan Project HOPE, Selasa (16/9/2025).
Dokumen penting itu berisi sederet rekomendasi, mulai dari penyusunan Peraturan Bupati hingga pelatihan tenaga kesehatan secara berkelanjutan.
Data Dinkes mencatat, kasus kematian ibu di Sampang sempat menembus 25 kasus pada 2021. Angka itu berhasil ditekan menjadi 10 kasus pada 2024.
Namun, kematian bayi baru lahir masih mengkhawatirkan. Tahun 2020 tercatat 86 kasus, sementara Januari–Mei 2025 sudah terjadi 38 kasus.
Faktor utama penyebab kematian ibu di antaranya perdarahan, preeklamsia, hipertensi, infeksi, hingga penyakit jantung.
Salah satu terobosan Project HOPE melalui program Expanding Saving Lives at Birth (ESLAB) adalah pelatihan GADAR MADNEO (Kegawatdaruratan Maternal Neonatal).
Sebanyak 2.251 kader dan 2.527 tenaga kesehatan, termasuk dokter umum, bidan, dan perawat.
Mereka akan dilatih dan ditempatkan di 22 Puskesmas, 4 rumah sakit, dan 2 klinik swasta. Evaluasi membuktikan hasilnya positif, skor keterampilan praktik tenaga medis naik dari 73,74 menjadi 78,79.
Kepala Dinkes KB Sampang, dr. Dwi Herlinda Lusi Harini, menegaskan pesan Bupati bahwa rekomendasi ini tidak akan berhenti di atas kertas.
“Rekomendasi dalam Policy Brief ini akan kami pelajari dan tindak lanjuti agar berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Sampang, Sudarmanto, menambahkan pentingnya sinergi lintas sektor.
“Rekomendasi ini harus dijalankan secara terintegrasi dengan program yang sudah ada, seperti SPPG. Harapannya, pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Sampang semakin optimal,” tegasnya.
Perwakilan Project HOPE, dr. Tutut Purwanti, memastikan pihaknya tetap mendampingi Sampang dalam menjalankan program.
“Policy Brief ini adalah hasil nyata kerja bersama. Kami berharap program yang sudah dijalankan tetap berlanjut demi mencapai target kesehatan ibu dan bayi,” katanya.
Penyerahan policy brief berlangsung di Kantor Dinas Kesehatan Sampang, dihadiri pejabat lintas sektor, termasuk Bappeda Litbang dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Sejak 1960, Project HOPE aktif dalam program kesehatan di Indonesia. Khusus di Sampang, program ESLAB sudah berjalan sejak 2022 hingga 2025 dengan dukungan Johnson & Johnson Foundation melalui Give2Asia.
Tidak berhenti di situ, sejak Juli 2025 lalu, Project HOPE juga meluncurkan program HER Way (Healthy, Informed, and Resilient For Every Girl and Woman) atau SEKAR (Sehat, Kaya Pengetahuan, dan Resilien).
Tujuannya, untuk memberdayakan remaja putri dan perempuan muda agar lebih percaya diri, sehat, dan memiliki akses layanan kesehatan yang layak. (san/nda)














