SUMENEP || KLIKMADURA – Aula Universitas Bahaudin Mudhary (Uniba) Madura tidak hanya menjadi tempat acara. Ia menjelma menjadi ruang sakral, tempat berkumpulnya air mata haru, sujud syukur, dan gema Kalamullah yang menggetarkan kalbu, Sabtu, (21/6/2026),
Yayasan Birrul Walidain bersama Sekolah Dasar Tahfidz dan Tahsinul Qur’an (SDT2Q) Insan Permata menggelar Haflatut Takharruj angkatan II, dengan tema “Aziz Bil Qur’an” – Mulia bersama Al-Qur’an.
Sebuah tema yang tidak sekadar menjadi slogan, tetapi tercermin nyata dalam lisan-lisan mungil para santri penghafal Al-Qur’an.
Puluhan siswa diwisuda dengan capaian minimal 10 juz. Namun yang membuat hadirin terharu dan menahan tangis adalah seorang siswa yang berhasil mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an.
Lalu, serta satu siswa kelas 1 yang telah menghafal 15 Juz di usianya yang masih sangat belia.
“Anak-anak ini belum banyak mengerti dunia, tapi sudah menggenggam firman-Nya. Kita yang dewasa, justru sering lupa kepada-Nya,” ungkap salah satu orang tua wali murid sambil meneteskan air mata.
Acara yang dihadiri oleh Syekh Anas Jabir, seorang ulama dan hafidz internasional ini, menjadi ladang doa dan keberkahan.
Beliau memotivasi para siswa agar menjaga hafalan mereka seumur hidup dan menjadi cahaya bagi sekitarnya.
Ketua Yayasan Birrul Walidain Ustadz Mohammad Modhar dalam sambutannya menegaskan bahwa, wisuda tersebut bukan sekadar simbol kelulusan.
Tetapi, bentuk pengukuhan ruhiyah, bahwa para siswa telah membawa amanah Al-Qur’an dalam dada mereka.
“Tahniah Sahabat Al-Qur’an diberikan kepada siswa yang tak hanya mampu menghafal, tapi juga menjaga adab, semangat, dan ketekunan dalam proses menghafal,” katanya.
Dia mengatakan, tema “Aziz Bil Qur’an” diangkat agar semua pihak-baik siswa, guru, maupun wali-kembali merenung bahwa hanya dengan Al-Qur’anlah seseorang benar-benar dimuliakan.
“Yang istimewa dari haflah tahun ini, seluruh hafalan siswa diuji langsung di depan publik-para tamu, wali murid, dan hadirin-sebagai bentuk pertanggungjawaban spiritual dan akademik,” terangnya.
“Proses ini menunjukkan bahwa kejujuran dan kemurnian niat adalah pilar utama dalam dunia tahfidz,” tambahnya.
Ustadz Mohammad Mudhar menyampaikan, tahun ini juga menandai usia ke -7 SDT2Q Insan Permata sejak berdiri pada 2018.
Dalam usia mudanya, sekolah tersebut telah mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga terjaga secara ruhani.
“Melalui acara ini, SDT2Q kembali menegaskan misinya, yakni mencetak satu juta hafidz Al-Qur’an di Indonesia, sebagai warisan terbaik untuk negeri yang merindukan keberkahan,” katanya.
Pagi itu, di tengah gemuruh takbir dan doa, para orang tua berdiri menatap anak-anak mereka dengan linangan air mata. Bukan karena sedih, tapi karena bahagia menyaksikan anak-anak mereka tumbuh bukan hanya menjadi pelajar, tetapi penjaga wahyu Ilahi. (*/pen)