Dokter Bedah Diduga Lakukan Malpraktik, RS Nindhita Dikepung Massa

- Jurnalis

Senin, 13 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ratusan massa saat melakukan aksi di RS Nindhita akibat dugaan malpraktik. (IBNU ANSORI / KLIKMADURA)

Ratusan massa saat melakukan aksi di RS Nindhita akibat dugaan malpraktik. (IBNU ANSORI / KLIKMADURA)

SAMPANG || KLIKMADURA – Rumah Sakit Nindhita Sampang digeruduk massa Forum Madura Bersatu (Formabes) pada Senin 13 Oktober 2025. Aksi itu dipicu dugaan malpraktik yang dilakukan oleh dr. Mulyono, dokter spesialis bedah umum di rumah sakit tersebut.

Ratusan massa mendatangi RS Nindhita sambil membawa poster dan spanduk berisi kecaman. Mereka menilai pihak manajemen rumah sakit belum memberikan penjelasan yang terbuka dan memuaskan terkait dugaan kelalaian medis terhadap salah satu pasien.

Sekjen Formabes M. Hari Wijaya menyebut aksi itu adalah bentuk kekecewaan atas hasil audiensi sebelumnya yang dianggap tidak transparan.

Baca juga :  Warga Sampang Belum Terima Undangan hingga H-1 Pencoblosan, Khawatir Disalahgunakan

“Kami datang lagi karena sampai sekarang belum ada kejelasan. Pihak rumah sakit terkesan menutupi fakta sebenarnya. Kami menuntut agar RS Nindhita bertanggung jawab dan membuka hasil investigasi secara terbuka,” tegasnya.

Dalam aksinya, massa Formabes menyampaikan empat tuntutan utama. Mereka meminta biaya pengobatan pasien digratiskan, kompensasi diberikan sesuai kesepakatan.

Kemudian, evaluasi harus dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang, serta permintaan maaf disampaikan secara terbuka melalui media.

Menanggapi hal itu, Direktur RS Nindhita dr. Abdul Qodir Munsy Sp.An menegaskan pihaknya sudah menunjukkan tanggung jawab sesuai prosedur. Namun ia menilai tuntutan massa tidak bisa langsung disetujui tanpa proses kajian yang matang.

Baca juga :  Pasang Foto Cantik, Suara Calon DPD RI Kondang Kusumaning Ayu Salip Eks Ketua KPK

“Kami sudah bertanggung jawab dengan menjenguk pasien dan memintanya untuk melakukan kontrol, namun yang bersangkutan belum hadir,” katanya.

“Evaluasi internal juga sudah kami lakukan, karena rumah sakit kami memiliki izin resmi dan telah terakreditasi. Mengenai kompensasi, perlu dijelaskan terlebih dahulu bentuknya seperti apa, karena semua membutuhkan proses,” pungkasnya. (ibn/nda)

Berita Terkait

Dana PKH Raib, Pendamping Desa di Sampang Diduga Tilap Bantuan Warga Sejak 2019
Dapat Kucuran Program Penghapusan Miskin Ekstrem, 2.466 Warga Sampang Terima Bantuan Rp1,5 Juta
Ponpes Miftahul Ulum Lepelle Sampang Masuk dalam Tayangan Trans7, Alumni Siap Tempuh Jalur Hukum
Bumdes Tak Kunjung Terbentuk, Dana Ketahanan Pangan Desa Paseyan Tertahan
Driver Ojol Asal Sidoarjo Dibakar di Sampang, Polisi Turun Tangan
52 Desa di Sampang Mulai Mencairkan DD Tahap II
Dugaan Potongan Honor BPD Tragih, Camat Robatal Dituding Tutup Mata
Bus Gunung Harta Nyemplung ke Selokan di Jalur Nasional Camplong, Tiga Penumpang Luka

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 08:03 WIB

Dana PKH Raib, Pendamping Desa di Sampang Diduga Tilap Bantuan Warga Sejak 2019

Rabu, 15 Oktober 2025 - 01:11 WIB

Dapat Kucuran Program Penghapusan Miskin Ekstrem, 2.466 Warga Sampang Terima Bantuan Rp1,5 Juta

Selasa, 14 Oktober 2025 - 12:52 WIB

Ponpes Miftahul Ulum Lepelle Sampang Masuk dalam Tayangan Trans7, Alumni Siap Tempuh Jalur Hukum

Selasa, 14 Oktober 2025 - 07:56 WIB

Bumdes Tak Kunjung Terbentuk, Dana Ketahanan Pangan Desa Paseyan Tertahan

Senin, 13 Oktober 2025 - 12:50 WIB

Driver Ojol Asal Sidoarjo Dibakar di Sampang, Polisi Turun Tangan

Berita Terbaru