Oleh: Prengki Wirananda, Pemred Klik Madura.
ROFESOR Achsanul Qosasi (Prof AQ) adalah satu di antara banyak tokoh yang berada di balik perjuangan Madura provinsi. Bukan hanya meluangkan waktu dan tenaga, tetapi juga pikiran dalam merumuskan Madura masa depan.
Prof AQ adalah sosok yang saya kagumi sejak duduk di bangku sekolah. Seminar di salah satu hotel legendaris di Sumenep pada tahun 2009 menjadi awal pertemuan kami.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kala itu, Prof AQ merupakan politisi Partai Demokrat yang baru hijrah dari Partai Bintang Reformasi (PBR) besutan Almarhum KH. Zainuddin MZ. Saya kagum pada ide-idenya, dan kebangaannya terhadap tanah leluhur; Madura.
Sejak pertemuan itu, saya aktif mengikuti gagasan Prof AQ yang diabadikan melalui surat kabar. Gagasan itu diberi bingkai khusus dalam rubrik POJUR (Pojok Jaringan Usaha Rakyat).
Hampir setiap hari, saya membaca koran yang ditempel di majalah dinding (mading) SMKN 1 Sumenep. Saya seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga jika tidak menyampatkan diri membaca rubrik POJUR.
Banyak sekali gagasan ekonomi dan kewirausahaan yang dituangkan dalam tulisan itu. Banyak pula ide-ide dan peluang sehingga menarik sekali dibaca.
Sepuluh tahun berlalu, tepatnya tahun 2019 saya dipertemukan lagi dengan Prof AQ. Di hotel lagi. Hotel Santika Premier. Kali ini bukan di Sumenep, tapi di Surabaya. Bukan pula seminar, melainkan pembahasan tentang masa depan Madura.
Prof AQ bersama sejumlah tokoh, ulama dan anggota DPR RI Dapil Madura membahas tentang pemekaran Madura menjadi provinsi. Semua peserta yang hadir satu visi, satu tujuan; Madura mandiri.

Satu dari sekian banyak alasan mengapa Madura harus berpisah dari Jawa Timur adalah kesejahteraan. Para tokoh sadar bahwa sangat banyak kesenjangan di Madura.
Satu-satunya jalan untuk mendobrak kesenjangan itu adalah Madura menjadi provinsi. Kekayaan alam yang dimiliki harus dikelola sendiri, dan dinikmati sendiri, untuk kesejahteraan, untuk kemajuan, untuk masa depan yang lebih gemilang.
Prof AQ bahkan bukan hanya menjabarkan kemajuan Madura dalam angan-angan. Tetapi, disusun secara resmi dalam dokumen rencana pembangunan tiga puluh tahun ke depan.
Dalam dokumen rencana jangka panjang itu, Prof AQ menulis secara detail kantong-kantong ekonomi yang akan dibangun. Potensi alam yang akan dikembangkan, hingga seni dan budaya yang akan dilestarikan.
Semua tersusun rapi dalam sebuah dokumen yang biasa kita sebut blueprint. Pelabuhan-pelabuhan besar yang menjadi penggerak ekonomi sejak zaman kolonial akan dihidupkan kembali. Dimodifikasi.
Jalan tol untuk mempercepat laju ekonomi dan pembangunan masuk menjadi bagian dari perencanaan. Semua lengkap, terperinci dan penuh mimpi.
Blueprint itu didedikasikan untuk Madura masa depan. Madura yang sejahtera, Madura yang berkemajuan. Spirit Prof AQ adalah pelecut semangat bagi kaum muda untuk melanjutkan estafet perjuangan; Madura provinsi. (*)