SUMENEP || KLIKMADURA – Malam di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep kini tak lagi sekadar gulita. Dari kejauhan, di atas laut yang beriak tenang, cahaya lampu-lampu kecil mulai berpendar di antara rumah-rumah warga.
Suara mesin diesel yang dulu hanya terdengar beberapa jam, kini berdengung lebih lama pertanda kehidupan baru sedang tumbuh di pulau yang selama puluhan tahun hidup dalam keterbatasan listrik.
Warga di empat desa, Banmaleng, Banbaru, Jeteh, dan Lombang masih sulit menutupi rasa haru. Mereka yang selama ini hanya menikmati listrik selama enam jam, kini bisa menyalakan televisi, kipas angin, bahkan menyalakan lampu belajar untuk anak-anak mereka hingga dini hari.
Semua berkat penambahan jam nyala listrik dari PLN UP3 Madura yang kini mencapai 12 jam per hari. Yakni, mulai pukul 17.00 hingga 05.00 WIB.
“Dulu kalau malam, gelap sekali. Anak-anak belajar pakai lampu minyak. Sekarang bisa lebih lama, rasanya seperti mimpi,” tutur Said, warga Desa Banbaru, dengan mata berbinar menatap bohlam yang menggantung di langit-langit rumahnya.
Peresmian penambahan jam nyala PLTD itu menjadi momen bersejarah bagi warga Gili Raja. Tak hanya karena hadirnya terang, tetapi juga karena menjadi simbol perhatian bagi wilayah kepulauan yang selama ini seakan berada di pinggir pembangunan.
Hadir dalam peresmian tersebut Wakil Bupati Sumenep Imam Hasyim, Manager PLN UP3 Madura Fahmi Fahresi, serta unsur Forkopimcam, Kapolres, Danramil, dan seluruh kepala desa se-Pulau Gili Raja.
Dalam sambutannya, Imam Hasyim menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen 100 hari kerja Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam meningkatkan pelayanan dasar, khususnya di wilayah kepulauan.
“Syukur Alhamdulillah, masyarakat kepulauan mendapatkan tambahan jam nyala listrik. Ini adalah buah dari kinerja bupati dalam 100 hari kerjanya. Masyarakat kepulauan harus bersyukur karena ini nikmat dari Allah SWT,” ujarnya penuh rasa syukur.
Mantan Ketua DPRD Sumenep itu juga menyampaikan bahwa Pemkab Sumenep akan terus berupaya bersama PLN untuk mewujudkan listrik menyala 24 jam penuh di seluruh wilayah kepulauan.
Namun ia tak menampik, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama persoalan infrastruktur jalan dan dermaga yang menjadi jalur distribusi logistik bahan bakar.
“Kami berharap masyarakat tidak hanya memanfaatkan listrik, tetapi juga ikut menjaga fasilitas ini agar tetap berfungsi dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Madura Fahmi Fahresi menyebut, penambahan jam nyala listrik di Pulau Gili Raja merupakan bukti nyata komitmen PLN dalam menerangi pelosok negeri.
Program ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025, yang diharapkan menjadi momentum kebangkitan bagi masyarakat kepulauan.
“Masyarakat Gili Raja kini sudah bisa menikmati listrik dari jam 5 sore sampai jam 5 pagi. Ini hasil kerja bersama antara PLN dan Pemkab Sumenep untuk memberikan pelayanan terbaik,” ujar Fahmi.
Namun, Fahmi mengakui bahwa PLN belum dapat mengoperasikan listrik selama 24 jam penuh karena masih terkendala kapasitas pembangkit dan ketersediaan bahan bakar solar yang terbatas.
Meski begitu, pihaknya terus berkoordinasi dengan PLN Pusat dan Pemerintah Daerah agar suatu saat nanti, seluruh warga Gili Raja bisa menikmati listrik tanpa henti.
“Kami akan terus berusaha agar ke depan bisa menyala 24 jam. Semoga tambahan jam ini bisa memberi manfaat besar bagi pendidikan, ekonomi, dan pelayanan publik,” tuturnya.
Malam itu, ketika acara peresmian usai dan lampu-lampu mulai menyala serentak, tawa anak-anak memecah keheningan. Di rumah-rumah sederhana, ibu-ibu tampak sibuk menanak nasi dengan bantuan rice cooker baru, dan para nelayan menambal jaring sambil mendengarkan radio. Terang bukan lagi kemewahan bagi mereka, tapi bagian dari keseharian yang baru mereka mulai.
Pulau kecil yang dulu hanya diterangi cahaya bintang itu kini punya harapan baru. Sebuah langkah kecil menuju masa depan yang lebih terang. Seperti kata Fahmi, “PLN akan terus hadir, menerangi negeri sampai ke pelosok terakhir,”. (nda)