SUMENEP || KLIKMADURA – Pemilihan bupati dan wakil bupati Sumenep sudah di depan mata. Sejumlah pihak memprediksi kontestasi politik lima tahunan itu hanya akan diikuti satu pasangan calon.
Yakni, Achmad Fauzi Wongsojudo selaku calon incumbent. Mengenai calon wakilnya, masih dalam tahap lobi antar elite politik.
Prediksi tersebut sepertinya akan menjadi nyata. Sebab, Kiai Ali Fikri yang digadang menjadi pesaing kuat Achmad Fauzi sampai sekarang belum mengantongi rekomendasi.
Bahkan, DPW PPP Jawa Timur menyebut, sangat memungkinkan akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan di pilkada Sumenep.
Wakil Ketua DPW PPP Jawa Timur Dr. Raden Panji (RP) Mujahid Anshori mengatakan, sangat memungkinkan partai berlambang kakbah itu berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
Sebab, dua partai tersebut memiliki sejarah panjang dalam berkoalisi. Bahkan, pada zaman orde baru, pernah berkoalisi dengan sebutan Koalisi Mega-Bintang.
Kemudian, koalisi tersebut berlanjut pada pagelaran pemilihan-pemilihan berikutnya. Ketika Megawati mencalonkan diri sebagai presiden, wakilnya dari PPP.
“Terbaru, pada Pemilu 2024 PDI Perjuangan dan PPP juga berkoalisi. Jadi, sangat memungkinkan koalisi itu berlanjut hingga Pilkada, termasuk Sumenep,” katanya.
RP. Mujahid Anshori menyampaikan, menurut analisanya, sangat ideal jika koalisi PDI Perjuangan dan PPP terjadi di Pilkada Sumenep.
Sosok Achmad Fauzi Wongsojudo selaku calon dari partai banteng moncong putih sangat tepat jika berpasangan dengan Kiai Ali Fikri dari PPP.
“Bisa saja (Kiai Ali Fikri) direkom sebagai calon bupati atau calon wakil bupati, tergantung pada keputusan DPP,” katanya.
Namun demikian, RP. Mujahid Anshori belum bisa memastikan keputusan dari DPP PPP. Sebab, keputusan akhir mengenai calon yang akan diusung merupakan ranah pengurus pusat.
Jika para elite partai di tingkatakan DPP bersepakat berkoalisi, maka seluruh komponen partai baik di tingkat DPW maupun DPC harus menjalankan keputusan partai itu.
“Kalau para elite partai sudah klik, maka koalisi itu bisa terjadi, meski pun di tingkat daerah ada yang kurang sejalan misalnya,” tutup RP. Mujahid Anshori. (pen)