Di Balik Lensa Media Sosial: Menyoroti Objektifikasi Perempuan dan Dampaknya

- Jurnalis

Rabu, 5 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Silvia Supriyanti, Mahasiswa Universitas Brawijaya.

———–

PERKEMBANGAN teknologi menghadirkan media sosial sebagai ruang baru untuk berkomunikasi dan berbagi ekspresi satu sama lain. Namun, dibalik peluang positif yang ditawarkan, media sosial juga menyimpan sisi gelap yang semakin mengkhawatirkan, salah satunya adalah fenomena objektifikasi pada perempuan.

Objektifikasi perempuan terjadi ketika perempuan diperlakukan bukan sebagai objek visual untuk memenuhi standar kecantikan yang sempit atau kebutuhan konsumsi massa. Hal ini tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi semakin marak dalam dunia digital, terutama melalui media sosial seperti Tiktok, Instagram mapun X (twitter sebelumnya).

IMG-20250606-WA0005
IMG-20250606-WA0004
IMG-20250606-WA0003
IMG-20250606-WA0006
previous arrow
next arrow

Perempuan seringkali dinilai berdasarkan penampilan fisik semata, dengan komentar-komentar bernada seksis, pemujaan terhadap standar kecantikan tertentu atau bahkan eksploitasi visual yang dilakukan demi popularitas semata. Dalam hal ini, seringkali kita temukan pada komentar-komentar yang menyebutkan kata “pulen, aura maghrib, maupun logo tesla”.

Baca juga :  Gejolak Industri Pertanian

Komentar seperti ini dapat memberikan dampak rasa takut pada individu pemilik postingan. Ketakutan ini tidak hanya bersifat sementara tetapi dapat berkembang menjadi tekanan psikologis yang serius.

Misalnya individu yang menerima komentar-komentar semacam ini mungkin merasa bahwa dirinya tidak dihargai sebagai pribadi yang utuh, melainkan sekadar objek hiburan.

Bahkan, komentar-komentar ini kerap kali menjadi alat untuk melemahkan mental seseorang dengan cara yang sulit diprediksi dampaknya. Pada akhirnya, individu tersebut enggan mengekspresikan dirinya di media sosial.

Masalahnya tidak berhenti disini, dampak sistematik dari fenomena ini adalah terciptanya budaya online yang toksik dimana objektifikasi akan dianggap sebagai hal yang lumrah dan akan menjadi kebiasaan baru masyarakat dalam bermain media online.

Baca juga :  Aktualisasi Peranan Perempuan Masa Kini

Dampak yang diberikan tidak hanya pada kebiasaan toksik, tapi dapat merusak citra diri dan menyinggung pada kesehatan mental seseorang. Komentar sampah tersebut akan menimbulkan tekanan tinggi seseorang untuk mencapai standar kecantikan yang hampir mustahil. Di sisi lain, fenomena ini juga memperburuk ketimpangan gender.

Objektifikasi mengerdilkan peran perempuan menjadi sekadar objek visual. mengaburkan kontribusi intelektual, profesional, dan personalnya. Padahal, perempuan memiliki peran besar dalam berbagai sektor kehidupan yang layak diakui dan dihormati tanpa perlu dibingkai oleh standar fisik semata. Mematahkan objektifikasi perempuan ini sangat diperlukan dalam menguatkan literasi digital dan gender.

Baca juga :  Satir Rp 300 T: Ekspresi Ketidakpuasan Publik terhadap Sistem Hukum di Indonesia

Pemahaman yang mendalam tentang bahaya objektifikasi, dampaknya, dan cara melawannya harus menjadi bagian dari narasi pendidikan. Perempuan juga perlu terus didorong untuk membangun kepercayaan diri berdasarkan kemampuan dan potensi, bukan sekadar penampilan. Dengan menghormati perempuan sebagai individu yang utuh, kita dapat melangkah ke arah masyarakat yang lebih inklusif. (*)

Berita Terkait

Ketika Dunia Tengah Porak-Poranda, Kita Di Mana?
Drama Migas di Ujung Madura
Soekarno Inspirator Kelestarian Lingkungan
Ayam Jantan dan Safari Rakyat di Ujung Negeri
30 Kilogram Narkoba Terapung: Madura Diincar, Moral Diterkam
Toleransi dan Penyimpangan: Perspektif Sosiokultural dalam Konteks Pengaruh Media Digital
TNI Serbu Bea Cukai
Dua Ton Sabu, Rakyat Ribut Soal Jaksa

Berita Terkait

Senin, 23 Juni 2025 - 10:19 WIB

Ketika Dunia Tengah Porak-Poranda, Kita Di Mana?

Rabu, 18 Juni 2025 - 05:39 WIB

Drama Migas di Ujung Madura

Senin, 16 Juni 2025 - 09:09 WIB

Soekarno Inspirator Kelestarian Lingkungan

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:35 WIB

Ayam Jantan dan Safari Rakyat di Ujung Negeri

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:44 WIB

30 Kilogram Narkoba Terapung: Madura Diincar, Moral Diterkam

Berita Terbaru

Kapolres Sampang AKBP Hartono saat memimpin langsung upacara serah terima jabatan (sertijab) itu di Lapangan Wira Manunggal Wicaksana, Mapolres Sampang.

Sampang

Wakapolres dan Kasat Intelkam Sampang Resmi Diganti

Selasa, 24 Jun 2025 - 11:54 WIB