PAMEKASAN || KLIKMADURA — Aksi penolakan terhadap aktivitas migas di perairan Kangean kembali memanas. Sepuluh kapal nelayan menghadang kapal induk milik PT Kangean Energi Indonesia (KEI) yang tetap beroperasi.
Para nelayan menilai operasi itu mengancam laut sebagai ruang hidup mereka. Mereka juga merasa suara protes yang berlangsung berbulan-bulan tidak pernah digubris.
“Kami sudah menolak sejak lama, tetapi kapal itu tetap beroperasi,” kata Juru Bicara Aliansi Nelayan Kangean, Khoirul.
Ia menegaskan, nelayan akan terus melakukan pengusiran selama aktivitas migas masih berjalan. Mereka menilai eksplorasi berpotensi merusak ekosistem laut dan menurunkan hasil tangkap.
“Kami akan terus mengusir kapal itu selama masih berada di laut Kangean,” ujarnya.
Khoirul juga menyoroti kedatangan satu kompi Brimob yang baru tiba di Pulau Kangean. Ia menyebut kehadiran aparat tersebut menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat.
“Kedatangan Brimob sepertinya bukan hanya menjaga kondusivitas, tetapi mengamankan survei seismik PT KEI agar tetap berjalan,” tegasnya.
Masyarakat berharap pemerintah tidak tinggal diam menghadapi konflik ini. Mereka meminta negara hadir sebelum situasi semakin memburuk.
“Kami berharap pemerintah turun tangan dan mengakomodir aspirasi rakyat Kangean,” katanya. (nda)














