Bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Aliansi Nelayan Layangkan Tuntutan Tolak Tambang Migas!

- Jurnalis

Senin, 10 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penampakan nelayan  Kangean saat diamankan polisi beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA)

Penampakan nelayan Kangean saat diamankan polisi beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA)

PAMEKASAN || KLIKMADURA — Situasi di Pulau Kangean masih memanas setelah penangkapan tujuh nelayan yang menolak aktivitas survei seismik migas beberapa waktu lalu.

Penangkapan itu tidak hanya membuat keluarga para nelayan panik, tetapi juga memicu kemarahan warga hingga berujung pada penggerudukan Mapolsek Kangean dan pembakaran fasilitas waterpark yang diketahui sebagai mes PT Kangean Energi Indonesia (KEI).

Aliansi Nelayan Kangean menilai tindakan aparat dalam insiden tersebut sebagai bentuk intimidasi terhadap masyarakat. Mereka menegaskan bahwa sejak awal aktivitas survei seismik 3D telah menciptakan kegelisahan di tengah nelayan.

“Kami sudah berulang kali menyampaikan penolakan, tapi suara kami tidak pernah dianggap,” ujar Juru Bicara Aliansi Nelayan Kangean, Khoirul.

Baca juga :  Ibu Muda di Pamekasan Meninggal Usai Operasi Caesar, Kusuma Hospital Diduga Ceroboh

Ia menegaskan, para nelayan yang ditangkap bukanlah pelaku keonaran, melainkan warga yang mempertahankan ruang hidupnya.

“Mereka bukan kriminal. Mereka hanya menjaga laut yang menjadi nafkah turun-temurun. Kalau negara tidak melindungi mereka, lalu siapa lagi?” katanya.

Terkait sikap aparat di lapangan, Khoirul juga mengecam keras perlakuan yang disebutnya telah melewati batas.

“Mengarahkan senjata ke nelayan itu tindakan yang tidak manusiawi. Ancaman seperti ‘kalau mau mati, kabur saja’ bukan bahasa aparat pelindung rakyat,” tegasnya.

Atas rangkaian kejadian itu, Aliansi Nelayan Kangean mengeluarkan empat tuntutan utama. Mereka mendesak Kementerian Perhubungan melalui Syahbandar Kangean menghentikan serta mengusir seluruh kapal survei seismik dari perairan Kangean.

Baca juga :  Wisata Somber Rajeh Sumenep Sajikan Pemandangan Alam dan Bangunan Ala Eropa

“Kalau izin olah geraknya sudah habis, tidak ada alasan mereka masih berkeliaran di laut kami,” ujar Khoirul.

Aparat kepolisian diminta kembali kepada fungsi perlindungan. Sebab, nelayan bukan musuh polisi tapi rakyat yang harus dilindungi.

“Kami hanya meminta kepolisian hadir sebagai pengayom, bukan sebagai pihak yang membuat masyarakat takut,” katanya.

Sementara itu, PT Kangean Energi Indonesia (KEI) diminta bertanggung jawab memulihkan kondisi sosial yang dinilai semakin rusak sejak aktivitas eksplorasi migas berlangsung.

“Kangean dulu damai, tenteram. Sekarang setiap hari ada ketegangan. Ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.

Baca juga :  PMII Desak Pemkab Sumenep Tuntaskan Persoalan Galian C Ilegal dan Reklamasi Pantai

Tuntutan terakhir ditujukan kepada Menteri ESDM, Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Sumenep untuk segera menghentikan eksplorasi dan eksploitasi migas di Pulau Kangean.

“Pulau kecil seperti Kangean tidak siap menanggung risiko industri migas. Yang ada hanya kerusakan dan konflik,” ungkapnya.

Tuntutan tersebut disampaikan pada 10 November 2025 bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional. Tuntutan tersebut sebagai penegasan bahwa masyarakat tidak akan berhenti memperjuangkan haknya.

“Kami akan terus bersuara sampai pemerintah benar-benar mendengar,” tutup Khoirul. (nda)

Berita Terkait

Rekonstruksi Dugaan Pengeroyokan ODGJ Sapudi Ungkap Fakta Baru, Terdakwa Ternyata Dicekik
Jembatan Utama di Pulau Giligenting Ambruk Sejak 8 Desember, Warga Pertanyakan Tanggung Jawab Pemdes
Puluhan Tahun Dibiarkan Rusak oleh Pemerintah, Warga Sapudi Gotong Royong Perbaiki Jalan
Audiensi Warga Sapudi Soal Replacement Pelabuhan Berujung Kekecewaan, UPP Kelas III Dinilai Cuci Tangan
Raih Dukungan Mayoritas, KH Md Widadi Rahim Pimpin NU Sumenep Periode 2025–2030
5.224 Tenaga Honorer di Sumenep Resmi Terima SK PPPK Paruh Waktu, Gaji Mulai Cair Tahun Depan
Setelah Penantian Panjang, Akhirnya 5.224 Tenaga Honorer di Sumenep Terima SK PPPK Paruh Waktu
Doakan Sapudi Bebas Gempa, Pegadaian Syariah Madura Gelar Nonggunong Bershalawat 

Berita Terkait

Rabu, 24 Desember 2025 - 12:35 WIB

Rekonstruksi Dugaan Pengeroyokan ODGJ Sapudi Ungkap Fakta Baru, Terdakwa Ternyata Dicekik

Rabu, 24 Desember 2025 - 06:51 WIB

Jembatan Utama di Pulau Giligenting Ambruk Sejak 8 Desember, Warga Pertanyakan Tanggung Jawab Pemdes

Senin, 22 Desember 2025 - 14:41 WIB

Puluhan Tahun Dibiarkan Rusak oleh Pemerintah, Warga Sapudi Gotong Royong Perbaiki Jalan

Selasa, 16 Desember 2025 - 14:35 WIB

Audiensi Warga Sapudi Soal Replacement Pelabuhan Berujung Kekecewaan, UPP Kelas III Dinilai Cuci Tangan

Minggu, 7 Desember 2025 - 23:31 WIB

Raih Dukungan Mayoritas, KH Md Widadi Rahim Pimpin NU Sumenep Periode 2025–2030

Berita Terbaru

#AndaHarusTahu

Tahun 2025 Bintang 5 

Rabu, 31 Des 2025 - 02:45 WIB