Tolak Survei Seismik Migas, Ratusan Nelayan Ketapang Usir Kapal Petronas

- Jurnalis

Sabtu, 18 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kapal yang diduga melakukan survei seismik migas milik Petronas di laut Ketapang, Sampang saat diusir oleh nelayan. (ISTIMEWA)

Kapal yang diduga melakukan survei seismik migas milik Petronas di laut Ketapang, Sampang saat diusir oleh nelayan. (ISTIMEWA)

SAMPANG || KLIKMADURA – Suasana laut Ketapang, Kabupaten Sampang, mendadak memanas. Ratusan nelayan bersama ibu-ibu pesisir turun ke laut melakukan aksi besar-besaran, Jumat (17/10/2025).

Mereka menolak survei seismik migas yang dilakukan oleh perusahaan asal Malaysia, Petronas, di wilayah Sumur Barokah.

Aksi itu berlangsung dramatis. Ratusan kapal nelayan mengepung kapal survei Petronas yang sedang beroperasi.

Di tengah ombak, mereka membentangkan spanduk besar bertuliskan “Laut Milik Nelayan, Bukan untuk Petronas!” sambil meneriakkan seruan perlawanan.

Tak hanya kaum lelaki, para ibu-ibu nelayan juga ikut serta dengan membawa banner bertuliskan “Laut untuk Anak Cucu Kami, Bukan untuk Asing!”.

Mereka menegaskan bahwa laut adalah sumber hidup yang tidak boleh dirampas oleh kepentingan industri migas.

Baca juga :  Perempuan yang Bunuh Istri Sah Selingkuhan karena Cemburu Terancam Hukuman Mati

Winarno, tokoh nelayan Ketapang, menyebut aksi ini sebagai puncak kemarahan warga pesisir. Ia menilai kegiatan survei Petronas telah mengganggu jalur tangkap ikan, sementara janji kompensasi bagi nelayan terdampak tidak pernah jelas.

“Petronas sudah terlalu jauh. Nelayan kehilangan ruang tangkap, tapi tidak ada kepastian ganti rugi. Kami akan terus menolak survei migas di laut Ketapang,” tegas Winarno, Sabtu (18/10/2025).

Ia menambahkan, jika Petronas tetap memaksakan survei, nelayan siap kembali menggelar aksi dengan jumlah massa yang lebih besar.

“Kalau kapal Petronas masih beroperasi, kami tidak akan tinggal diam. Seratus kapal siap menghadang mereka,” ancamnya.

Baca juga :  RS Nindhita Diterpa Tuduhan Malapraktik, Begini Penjelasan Manajemen

Bagi warga pesisir Ketapang, laut bukan sekadar tempat bekerja, melainkan warisan leluhur yang harus dijaga untuk generasi mendatang. Aktivitas eksplorasi migas dianggap mengancam keberlanjutan ekosistem laut dan kehidupan nelayan kecil.

Aksi di tengah laut ini menjadi simbol perlawanan masyarakat pesisir terhadap ketimpangan pengelolaan sumber daya alam. Mereka menilai pemerintah terlalu memberi ruang bagi perusahaan asing, sementara rakyat lokal justru terpinggirkan. (nda)

Berita Terkait

Warga Desa Rongdalem Sampang Bangun Jalan Rusak Secara Swadaya, Pemerintah Desa Cuek
Dana PKH Raib, Pendamping Desa di Sampang Diduga Tilap Bantuan Warga Sejak 2019
Dapat Kucuran Program Penghapusan Miskin Ekstrem, 2.466 Warga Sampang Terima Bantuan Rp1,5 Juta
Ponpes Miftahul Ulum Lepelle Sampang Masuk dalam Tayangan Trans7, Alumni Siap Tempuh Jalur Hukum
Bumdes Tak Kunjung Terbentuk, Dana Ketahanan Pangan Desa Paseyan Tertahan
Driver Ojol Asal Sidoarjo Dibakar di Sampang, Polisi Turun Tangan
Dokter Bedah Diduga Lakukan Malpraktik, RS Nindhita Dikepung Massa
52 Desa di Sampang Mulai Mencairkan DD Tahap II

Berita Terkait

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 10:42 WIB

Warga Desa Rongdalem Sampang Bangun Jalan Rusak Secara Swadaya, Pemerintah Desa Cuek

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 06:33 WIB

Tolak Survei Seismik Migas, Ratusan Nelayan Ketapang Usir Kapal Petronas

Rabu, 15 Oktober 2025 - 08:03 WIB

Dana PKH Raib, Pendamping Desa di Sampang Diduga Tilap Bantuan Warga Sejak 2019

Rabu, 15 Oktober 2025 - 01:11 WIB

Dapat Kucuran Program Penghapusan Miskin Ekstrem, 2.466 Warga Sampang Terima Bantuan Rp1,5 Juta

Selasa, 14 Oktober 2025 - 12:52 WIB

Ponpes Miftahul Ulum Lepelle Sampang Masuk dalam Tayangan Trans7, Alumni Siap Tempuh Jalur Hukum

Berita Terbaru