SAMPANG || KLIKMADURA – Satreskrim Polres Sampang membekuk seorang guru pencak silat berinisial M (47) atas dugaan pencabulan terhadap muridnya.
Ironisnya, korban masih di bawah umur. Tersangka diamankan polisi saat berjualan pentol di Alun-Alun Trunojoyo Sampang, pada Senin (22/04/2024) siang.
Kasi Humas Polres Sampang Ipda Dedy Dely Rasidie menerangkan, pencabulan tersebut terjadi pada Desember 2023 lalu, bermula saat korban mengikuti pertandingan pencak silat di Sampang.
“Saat itu korban mengalami kesurupan dan diobati oleh tersangka di lokasi pertandingan,” ucapnya. Rabu (24/04/2024).
Usai pertandingan, korban diantarkan bibinya ke kediaman tersangka di Kelurahan Gunung Sekar untuk diobati, sebab korban takut kesurupan lagi.
“Saat di rumahnya, tersangka meminta korban membuka pakaiannya sebagai pengobatan karena akan dioleskan minyak,” tuturnya.
Awalnya korban sempat menolak, namun tersangka terus membujuk rayu korban dengan dalih untuk kesembuhannya.
“Korban dicabuli setelah diobati, tersangka merayu korban jika ingin sembuh harus dengan cara seperti itu,” jelas Ipda Dedy.
Bahkan, menurut pengakuan korban, tersangka melakukan aksi kejinya itu bukan hanya sekali, tapi berulang kali.
“Korban merupakan siswi SMP berusia 15 tahun asal Kecamatan Kedungdung, sebelumnya korban tidak pernah mengadu pada keluarganya jika mendapat perlakuan cabul dari guru silatnya itu,” paparnya.
Korban baru mengadu dan pihak keluarganya segera melaporkan hal tersebut ke Polres Sampang.
“Setelah tahu anaknya dicabuli, keluarga korban langsung melaporkan peristiwa pencabulan itu ke polisi. Saat ini, tersangka sudah kami amankan,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu murid tersangka inisial L mengaku dirinya kaget saat kali pertama mengetahui bahwa guru silatnya melakukan hal keji tersebut.
“Saya kaget, sebab guru M dikenal baik ke semua murid-muridnya, serta dalam melatih pencak silat penuh dengan kepedulian dan kedisiplinan,” tuturnya.
Ia menambahkan, kabar yang beredar tersangka hanya melakukan aksi cabul berkali-kali itu hanya kepada korban saja, tidak dengan murid lainnya.
“Saya sendiri tidak pernah terbayangkan kalau guru M akan melakukan hal tersebut kepada muridnya sendiri, sebab seperti tidak ada hal yang mengganjal,” pungkasnya. (zhr/diend)