PAMEKASAN || KLIKMADURA – Luas lahan tembakau yang ditanam para petani di Kabupaten Pamekasan mengalami penurunan secara signifikan pada musim tanam tahun 2025.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pamekasan, luas lahan tanam tembakau tahun ini hanya mencapai 23.599 hektare. Jauh menurun dibanding tahun 2024 yang mencapai 31.183 hektare.
Kepala Bidang Produksi Pertanian DKPP Pamekasan, Andi Ali Syahbana menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu, Akibat para petani sedikit menanam tembakau.
Tahun lalu, perincian lahan tembakau meliputi 8.729 hektare sawah, 18.180 hektare tegal dan 4.274 hektare lahan gunung. Sementara tahun ini, hanya tersisa 6.271 hektare sawah, 14.548 hektare tegalan, dan 2.780 hektare lahan gunung.
“Konsistensi cuaca yang masih belum konsisten yang membuat petani ragu menanam tembakau. Panen sendiri diprediksi akan dimulai Agustus hingga September mendatang,” katanya.
Meski cuaca tidak menentu, DKPP berharap para petani tetap semangat dalam merawat tanaman tembakau agar tetap tumbuh maksimal, termasuk cepat tanggap serangan hama dan penyakit.
“Perawatan intensif harus dilakukan, termasuk penanganan cepat terhadap serangan hama dan penyakit menjadi kunci keberhasilan panen. Tembakau adalah komoditas unggulan Madura yang harus terus dikembangkan,” ujarnya
Sekretaris Komisi II DPRD Pamekasan, Faridi, menyoroti pentingnya menjaga komoditas tembakau di tengah tantangan cuaca. Menurutnya, tembakau adalah salah satu dari dua komponen penting yang dimiliki masyarakat petani selain padi dan jagung.
“Padi dan jagung untuk kebutuhan makan, sementara tembakau untuk pemenuhan ekonomi lainnya. Karena itu, pemerintah harus terus mendorong pemanfaatan lahan secara optimal,” kata Faridi.
Politisi muda dari partai besutan Cak Imin itu juga mangatakan, dewan sudah memanggil dinas terkait untuk membahas regulasi dan skema pendampingan. Tujuannya, agar petani tetap termotivasi meski berada dalam tekanan kondisi alam.
Selaras dengan itu, Anggota Komisi II DPRD Pamekasan, Tabri S. Munir menilai, penurunan luas tanam bukan karena berkurangnya lahan, melainkan kekhawatiran petani terhadap ketidakpastian cuaca.
“Banyak petani mengadu kepada kami. Ada yang sudah tanam tiga kali dan dua kali di antaranya gagal karena terguyur hujan. Ini tentu sangat memberatkan mereka,” ungkapnya.
Tabri berharap penurunan produksi akibat menyusutnya lahan justru bisa berdampak pada naiknya harga jual tembakau.
“Dengan hasil tembakau yang lebih sedikit, potensi persaingan antar pabrikan akan meningkat. Mudah-mudahan ini berdampak pada harga yang lebih baik dibanding tahun lalu,” tandasnya. (ibl/pen)