SAMPANG || KLIKMADURA – Perusahaan migas asal Malaysia, Petronas Carigali, menuai sorotan tajam dari masyarakat Sampang. Pemicunya, karena belum membayar ganti rugi kerusakan rumpon milik nelayan di wilayah pantura Madura akibat survei seismik 3D hampir setahun lalu.
Ssbelumnya, Petronas menyatakan bahwa proses pembayaran telah dilakukan melalui pihak ketiga, yakni PT. Elnusa.
Namun, belakangan muncul pernyataan dari Manager Petronas, Erik Yoga, meminta agar nelayan dan aktivis menyampaikan keluhan langsung ke Bupati Sampang H. Slamet Junaidi.
Ketua Paguyuban Kepala Desa (Kades) Pantura Sampang, Moch. Wijdan menyampaikan protes keras. Ia mengaku hampir setiap hari menerima keluhan dari nelayan pantura.
“Tolong Petronas segera bayar ganti rugi rumpon milik nelayan. Jangan lagi mempermainkan rakyat kecil. Sudah hampir satu tahun mereka menunggu kejelasan,” tegasnya. (1/8/2025).
Ia juga mempertanyakan keseriusan Petronas dalam menyelesaikan konflik. Meski tidak menuduh langsung, pria yang akrab disapa Bun Wid itu menduga adanya oknum yang bermain di balik lambatnya realisasi pembayaran ganti rugi tersebut.
“Saya tidak yakin bupati terlibat. Tapi tidak masuk akal jika perusahaan sebesar Petronas belum juga menyelesaikan tanggung jawabnya,” ujarnya.
Pria yang menjabat Koordinator Persaudaraan Kepala Desa Indonesia (PKDI) Madura itu berjanji akan menelusuri aliran dana ganti rugi tersebut.
Bahkan, dia tak akan segan mengambil langkah hukum jika menemukan indikasi penggelapan. Ia bahkan menyatakan siap mendorong pengusiran Petronas dari Madura jika masalah ini tak kunjung diselesaikan.
Sementara itu, sejumlah kelompok nelayan dan aktivis berencana menggelar aksi demonstrasi di lokasi strategis, termasuk Rig Bukit Tua, kantor Petronas di Gresik, serta SKK Migas Jabanusa.
Mereka akan mendesak agar Petronas bertanggung jawab secara langsung terkait kerusakan rumpon nelayan tanpa bersembunyi di balik birokrasi. (ibn/pw)