SAMPANG || KLIKMADURA — Ketahanan pangan tidak melulu soal lahan pertanian luas atau teknologi canggih. Di tangan pemuda seperti Moch. Yusron, S.Pi, kemandirian pangan justru lahir dari kolam-kolam sederhana yang dulunya terbengkalai.
Di Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang, Yusron menjadi motor penggerak Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Lele Aji Gunung.
Berbekal ilmu dari jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, ia memulai budidaya lele dari nol.
Hanya bermodal tiga kolam bekas yang nyaris tak terpakai, kini ia sukses mengelola 14 kolam aktif bersama anggota kelompoknya.
“Awalnya saya memang punya dasar ilmu perikanan. Tapi tetap butuh banyak belajar dan eksperimen. Kami manfaatkan kolam peninggalan lama, lalu pelan-pelan kembangkan tekniknya. Alhamdulillah sekarang hasilnya stabil,” ujar Yusron, Selasa (5/8/2025).
Konsistensi dan kemauan belajar jadi kunci utama. Ia dan kelompoknya rutin mengikuti bimbingan teknis dari Dinas Perikanan untuk terus mengasah kemampuan.
“Kalau hanya semangat tanpa ilmu, hasilnya tidak maksimal. Jadi kami terus belajar biar tahu teknik budidaya yang benar,” tambahnya.
Usaha ini bukan sekadar mendatangkan panen, tapi juga membawa perubahan sosial. Warga sekitar, terutama para pemuda, ikut tergerak.
Mereka bergabung, belajar, dan ikut ambil peran dalam pengelolaan kolam. Berkat kegigihannya, Yusron dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Bidang Pangan tingkat Kabupaten Sampang tahun 2025.
Tak hanya soal efisiensi pakan dan manajemen kolam, keberhasilan Yusron juga terletak pada kemampuannya menanamkan rasa tanggung jawab di antara anggota kelompok. Sebuah nilai yang jarang tumbuh di tengah model usaha kolektif.
Apresiasi pun datang dari Pemkab Sampang. Kepala Disporabudpar, Marnilem, menyebut kiprah Yusron sebagai contoh konkret pemuda yang membawa perubahan berbasis potensi lokal.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif saudara Yusron. Budidaya lele ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan, tetapi juga bisa menjadi bagian dari wisata edukasi dan pengembangan ekonomi kreatif di Sampang,” katanya.
Yusron telah membuktikan, bahwa gerakan kecil dari kampung pun bisa menjadi bagian penting dalam peta besar ketahanan pangan daerah.
Dari kolam sederhana di Gunung Sekar, ia menggelorakan semangat berdikari yang layak jadi inspirasi. (nda)