PAMEKASAN || KLIKMADURA – Dunia pendidikan di Pamekasan kembali menghadapi kenyataan pahit. Tahun ini, hanya tiga sekolah menengah pertama (SMP) yang mendapat jatah perbaikan gedung.
Ketiganya adalah SMPN 2 Larangan, SMP Plus Nurul Hikmah, dan SMP Darul Iman Proppo. Anggaran rehab untuk tiga sekolah tersebut keseluruhan bersumber dari dana pokok-pokok pikiran (pokir) dewan.
Kabid SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Ridwan, membenarkan minimnya program rehabilitasi tahun ini. Ia menyebut, seluruh proyek rehab yang akan dikerjakan bersumber dari pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Kabupaten Pamekasan.
“Dan itu semua dari pokir. Kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya memang sangat sedikit,” ujarnya, Selasa (8/10/2025).
Ridwan menjelaskan, setiap sekolah menerima nominal bantuan yang berbeda. SMPN 2 Larangan mendapat alokasi sebesar Rp150 juta untuk merehabilitasi ruang laboratorium, sedangkan SMP Plus Nurul Hikmah dan SMP Darul Iman Proppo masing-masing memperoleh Rp100 juta untuk perbaikan ruang kelas.
Namun hingga kini, kegiatan rehab belum juga dimulai. “Masih menunggu RUP (Rencana Umum Pengadaan). Insya Allah secepatnya akan kami laksanakan,” kata Ridwan.
Menurutnya, khusus untuk SMPN 2 Larangan, anggaran Rp150 juta itu masih jauh dari cukup. Pasalnya, kondisi laboratorium sekolah tersebut sudah rusak parah dan sebenarnya layak dibangun ulang, bukan sekadar diperbaiki.
“Kalau bisa, nanti diusulkan lagi supaya bisa dibangun baru. Semoga ke depan lebih banyak sekolah yang bisa direhab,” harapnya.
Ridwan menambahkan, program rehabilitasi bangunan ini sangat penting untuk menunjang proses belajar mengajar yang lebih nyaman dan efektif.
“Semoga kegiatan rehab ini membawa manfaat dan menambah semangat para siswa untuk belajar,” pungkasnya. (enk/nda)