PAMEKASAN || KLIKMADURA – Hingga penghujung tahun 2025, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pasar Kolpajung, Kabupaten Pamekasan, belum mencapai target yang ditetapkan pemerintah daerah. Kondisi tersebut terjadi setelah adanya penyesuaian target pada tahun anggaran berjalan.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, Handiko Bayuadi menyampaikan, realisasi PAD Pasar Kolpajung sebenarnya telah mencapai 94 persen dari target awal sebesar Rp2,4 miliar.
Namun, seiring adanya kenaikan target sebesar Rp1 miliar menjadi Rp3,4 miliar, capaian PAD saat ini baru berada di kisaran 65 persen.
“Pencapaian target baru tersebut cukup berat jika melihat potensi pasar yang ada. Sebab, karakteristik Pasar Kolpajung memiliki dinamika tersendiri, mulai dari perbedaan jenis pasar hingga fluktuasi pendapatan pedagang,” katanya.
Handiko mengaku penarikan retribusi telah dilakukan secara tertib. Seluruh pedagang terus diupayakan agar terdata dan memenuhi kewajiban retribusi, mengingat pasar merupakan salah satu organisasi perangkat daerah (OPD) penghasil PAD yang memiliki target yang harus dicapai.
“Kami betul-betul melakukan pengawasan secara internal. Menata pasar itu tidak mudah karena dinamika setiap pasar berbeda,” ujarnya.
Handiko mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan PAD Pasar Kolpajung tidak mencapai target adalah adanya wabah penyakit lato-lato pada sapi yang terjadi sejak Januari hingga April 2025. Kondisi tersebut berdampak signifikan terhadap sektor perdagangan hewan dan pedagang lainnya.
Di sisi lain, pembangunan pasar yang masih berlangsung turut memengaruhi aktivitas jual beli. Faktor cuaca juga menjadi kendala, terutama saat hujan turun selepas subuh yang menyebabkan banyak pedagang memilih tidak berjualan.
“Musim tembakau juga berpengaruh. Banyak pedagang beralih bekerja di sektor tembakau sehingga tidak berjualan di pasar. Semua faktor itu sangat berdampak pada pendapatan PAD Pasar Kolpajung,” tandasnya. (ibl/nda)














