PAMEKASAN || KLIKMADURA – Keluhan masyarakat terkait keterbatasan layanan cuci darah di RSUD Smart Pamekasan akhirnya direspons serius oleh Bupati Pamekasan, Kholilurrahman.
Selama ini, banyak pasien gagal ginjal terpaksa dirujuk ke luar daerah seperti Surabaya karena keterbatasan fasilitas.
Sebagai solusi, Pemerintah Kabupaten Pamekasan menambah 11 unit alat hemodialisa pada tahun ini.
Meski alat sudah tersedia, operasionalnya masih menunggu kesiapan sarana pendukung, termasuk gedung dan tenaga medis.
“Alat sudah ada, namun gedung dan perawatnya masih butuh dipersiapkan,” ujar Bupati Kholilurrahman, Senin (8/12/2025).
Mantan anggota DPR RI itu menambahkan, dengan tambahan 11 unit tersebut, total alat hemodialisa yang akan beroperasi di RSUD Smart nantinya berjumlah 20 unit.
“Dengan tambahan 11 alat baru, saya harap pelayanan hemodialisa bisa maksimal sehingga tidak ada lagi pasien yang bingung mencari tempat cuci darah,” imbuhnya.
Selain itu, Kholilurrahman juga merencanakan pemerataan layanan kesehatan antara wilayah selatan dan utara Pamekasan.
Sejumlah alat hemodialisa akan ditempatkan di RSUD Waru agar masyarakat di wilayah pantura tidak perlu jauh-jauh datang ke pusat kota.
“Harus ada pemerataan pelayanan antara wilayah utara dan selatan. Sehingga perlu ditempatkan dua sampai tiga alat hemodialisa di RSUD Waru,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Matsaratul Huda Panempan tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur RSUD Smart Pamekasan, dr. Syaiful Hidayat, menjelaskan, pengadaan alat hemodialisa dilakukan melalui skema kerja sama operasional dengan pihak perusahaan.
Saat ini, yang dibutuhkan hanya penyelesaian gedung operasional dan peningkatan kapasitas tenaga operator.
“Gedung sudah kami bangun dan operator sedang menjalani pendidikan selama tiga bulan. Jika tidak ada kendala lagi, bulan Maret sudah bisa beroperasi,” pungkasnya. (nda)














