Oleh: Mohammad Subhan, Dosen Pascasarjana Universitas Islam Madura.
—-
HARI BERSEJARAH, Ahad, 2 November 2025 bertepatan dengan 11 Jumadil Akhir 1447 H, menjadi saksi kemeriahan Haul Akbar Masayikh dan Temu Alumni Nasional Pondok Pesantren Miftahul Ulum (PPMU) Bettet Pamekasan.
Mengangkat tema inspiratif “Mengais Barokah, Menakar Pengabdian”, acara kolosal yang terpusat di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan ini tidak hanya menjadi ajang reuni akbar.
Tetapi, juga meneguhkan kembali posisi strategis PPMU Bettet sebagai institusi pendidikan Islam tertua dan pusat kaderisasi utama Nahdlatul Ulama (NU) di Pamekasan.
Warisan Historis dan Jejak Ke-NU-an: Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet
PPMU Bettet, didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Sirojuddin, jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, merupakan simpul perjuangan Islam dan nasionalisme.
KH. Sirojuddin dikenal sebagai pembawa pertama organisasi NU ke Pamekasan, menjadikan pesantren ini sebagai pusat pertama dan utama pencetak kader NU di Bumi Gerbang Salam.
Komitmen ini diwariskan secara turun-temurun oleh para pengasuh berikutnya, termasuk KH. Fadhali Siraj, KH. Hifni Siraj, KH. Abdul Hamid, KH. Abdul Ali Abd Hamid, hingga pengasuh saat ini, Ny. Hj. Farida Hefni.
Kisah perjuangan para masayikh (guru besar/pendiri) ini, terutama dalam meneguhkan Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, menjadi mata rantai sanad keilmuan dan gerakan yang mengakar kuat di kalangan alumni. Pesantren ini bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga benteng akidah dan pusat pergerakan sosial keagamaan.
Berdasarkan catatan sejarah, KH. Sirojuddin bin Nashrudin, pendiri PPMU Bettet, merupakan muassis (pendiri) NU di Pamekasan. Hal ini menegaskan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet sebagai episentrum NU di wilayah tersebut.
Kompleksitas Pendidikan: Dari Diniyah hingga Universitas
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan telah bertransformasi menjadi institusi pendidikan Islam modern yang komprehensif.
Selain unit pendidikan keagamaan tradisional (Diniyah Ula, Wustho, Aliyah), pesantren ini menaungi lembaga pendidikan formal Islamiyah An-Nahdliyah, mulai dari MTs dan MA, hingga perguruan tinggi Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan.
Di mana UIM, yang didirikan pada tahun 1988, saat ini menawarkan 19 S1 Program Studi di berbagai bidang, mencakup Eksak, Humaniora, Keagamaan, serta dan Strata 2 Pascasarjana Prodi Manajemen Pendidikan Islam.
Kehadiran UIM memperkuat peran Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan sebagai pilar pendidikan di Pulau Madura dan menegaskan komitmen pesantren dalam menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama tetapi juga memiliki daya saing di dunia profesional dan akademik.
Integrasi pendidikan agama dan umum ini adalah kunci dalam mewujudkan visi Pamekasan sebagai Kota Pendidikan yang berkarakter akhlakul karimah.
Semangat Pengabdian dan Jejaring Alumni Lintas Profesi
Temu Alumni Nasional kali ini mempertemukan lebih dari 13.000 Alumni yang telah teridentifikasi oleh panitia, belum termasuk para muhibbin (pecinta/simpatisan).
Jumlah ini mencerminkan betapa besarnya dampak dan jangkauan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan. Para alumni datang dari berbagai penjuru Provinsi/Daerah se-Indonesia (seperti Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, NTT) bahkan dari luar negeri.
Keberagaman profesi yang diemban oleh para alumni sungguh luar biasa, mulai dari Petani, Nelayan, Tukang, Ketua Takmir Masjid, Birokrat, Konglomerat, Pengusaha, Dosen, Wakil Dewan, hingga mencapai jenjang Guru Besar.
Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet berhasil mencetak individu yang mampu berkontribusi nyata di berbagai sektor kehidupan masyarakat, sesuai dengan tema acara: Menakar Pengabdian. Mereka adalah duta-duta pesantren yang mengamalkan ilmu dan barokah yang telah diperoleh.
Kemeriahan Acara dan Penguatan Ikatan Kebangsaan
Acara Haul Akbar dan Temu Alumni ini berlangsung sangat semarak. Kehadiran Majelis Masayikh, Majelis Keluarga Pengasuh, serta pejabat pemerintah Kabupaten Pamekasan (Bupati, Wakil Bupati, Kapolres, Dandim, dan Ketua DPRD) menggarisbawahi pentingnya peran PPMU Bettet dalam struktur sosial dan politik daerah.
Puncak acara ditandai dengan mauidhoh hasanah (ceramah keagamaan) yang disampaikan oleh KH. (HC) Zulfa Mustofa dari PBNU Jakarta. Kehadiran tokoh dari PBNU ini merupakan penegasan akan posisi historis PPMU Bettet sebagai muassis NU di Pamekasan dan memperkuat ikatan emosional serta struktural antara alumni dan organisasi induknya.
Kemeriahan visual juga tak terbantahkan, dengan kurang lebih 1000 ucapan selamat dan karangan bunga fisik di lapangan, serta ratusan ribu flyer digital yang tersebar luas. Ini menunjukkan tingginya apresiasi dan kecintaan publik terhadap pesantren, para masayikh-nya, dan kiprah para alumninya.
Tujuan ilmiah dan spiritual dari kegiatan ini adalah untuk Mengais Barokah: Mengambil berkah dari perjuangan dan keilmuan para masayikh yang telah mendahului.
Kemudian, Menakar Pengabdian. Yakni, mengevaluasi dan memotivasi alumni untuk terus meningkatkan kontribusi dan pengabdian mereka kepada agama, bangsa, dan negara, sejalan dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
Acara ini bukan sekadar perayaan, melainkan momentum refleksi kolektif bagi seluruh alumni dan keluarga besar PPMU Bettet untuk kembali menyambungkan sanad keilmuan, memperkuat solidaritas, dan menyalakan kembali semangat pengabdian yang menjadi ruh pendidikan pesantren.
Kehadiran ribuan alumni dari berbagai daerah adalah manifestasi nyata dari kekuatan jejaring dan loyalitas yang dibangun di atas dasar spiritualitas dan idealisme perjuangan masayikh.
Dengan semangat Mengais Barokah, Menakar Pengabdian, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan terus berperan sebagai mercusuar pendidikan Islam di Indonesia.
Selamat dan Sukses serta Barokah acara hari ini Haul Masayikh dan Temu Alumni Nasional Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan. (*)














