PAMEKASAN || KLIKMADURA – Upaya mencegah perundungan di lingkungan sekolah terus digalakkan. Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) turun langsung ke lapangan.
Mereka menggelar seminar bertajuk “Menciptakan Sekolah Ramah Anak, Bebas Bullying” di Desa Ponteh, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan.
Kegiatan tersebut digelar dua gelombang, masing-masing di SDN Ponteh 1 pada 9 Oktober dan SDN Ponteh 2 pada 11 Oktober 2025.
Fokusnya yakni menanamkan kesadaran tentang bahaya perundungan sejak dini, baik bagi murid maupun guru.
“Bullying bukan hanya soal bercanda berlebihan, tapi bisa melukai secara mental dan berdampak panjang,” tegas Umarul Faruk, M.Psi., psikolog anak yang dihadirkan sebagai narasumber dalam seminar tersebut.
Umarul menjelaskan secara gamblang berbagai bentuk perundungan. Mulai dari verbal, fisik, hingga cyberbullying.
Para guru dibekali cara mendeteksi tanda-tanda awal terjadinya perundungan di sekolah dan strategi penanganan tanpa diskriminasi.
Sementara murid diajak berdiskusi interaktif tentang empati, saling menghormati, serta keberanian untuk melapor jika melihat kasus perundungan.
Koordinator KKNT UTM Desa Ponteh menyebut, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi kampus dalam membangun karakter anak sejak usia dini.
“Kami ingin guru dan siswa di Ponteh jadi agen perubahan. Guru lebih sigap mendeteksi, anak-anak lebih berani bersuara. Harapannya, sekolah di Ponteh benar-benar bebas dari bullying,” ujarnya.
Program KKNT ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari pengabdian berkelanjutan yang menanamkan kesadaran sosial di akar rumput.
Mahasiswa UTM ingin meninggalkan jejak nyata. Yakni, membangun sistem sekolah yang aman, ramah anak, dan bebas perundungan.
Sebagai informasi, kegiatan anti-bullying ini menjadi salah satu agenda prioritas UTM dalam mendukung program nasional Sekolah Ramah Anak di Madura. (nda)