Sekolah Ambruk Dibiarkan, Disdik Sampang Justru Sibuk Belanja Kursi dan Drum Band Ratusan Juta

- Jurnalis

Sabtu, 4 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu ruang kelas SDN Bunten Barat 3, Kecamatan Ketapang yang kondisinya ambruk. (ISTIMEWA)

Salah satu ruang kelas SDN Bunten Barat 3, Kecamatan Ketapang yang kondisinya ambruk. (ISTIMEWA)

SAMPANG || KLIKMADURA – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang kembali menuai kritik tajam. Bukan karena prestasi, tapi karena kebijakan anggaran yang dinilai tidak berpihak pada kebutuhan dasar pendidikan.

Risma, aktivis pendidikan dan HAM, mengungkap kekecewaannya usai menelusuri data pada Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) LKPP.

Dia menemukan, Disdik Sampang justru mengalokasikan anggaran untuk pengadaan perabot dan alat musik senilai ratusan juta rupiah.

“Dalam SIRUP tercatat belanja meja rapat, kursi rapat, dan kursi kerja senilai Rp104,5 juta (kode RUP 53877219), serta pengadaan alat musik drum band Rp132,7 juta (kode RUP 56219410),” ungkap Risma, Sabtu (4/10/2025).

Baca juga :  Offside!! Personel Satlantas Polres Bangkalan Gelar Razia di Wilayah Hukum Sampang

Menurutnya, langkah itu mencerminkan ketimpangan prioritas. Sebab, masih ada sekolah ambruk yang dibiarkan tanpa perbaikan. Salah satunya, SDN Bunten Barat 3.

“Dinas lebih mementingkan kenyamanan kursi kerja dibanding keselamatan guru dan siswa di pelosok,” tegasnya.

Kritik tersebut muncul di tengah kenyataan pahit di lapangan. Sejumlah sekolah di wilayah terpencil Sampang masih jauh dari kata layak.

Bahkan, ruang kelas SDN Bunten Barat 3, Kecamatan Ketapang, ambruk saat kegiatan belajar mengajar pada Jumat lalu.

Beruntung, tidak ada korban jiwa karena para siswa sedang mengikuti senam pagi di halaman sekolah.

Baca juga :  Jelang Pilkada 2024, Dispendukcapil Sampang Massifkan Perekaman KTP Elektronik

Risma menilai,  kejadian itu menjadi bukti nyata bahwa perhatian terhadap infrastruktur pendidikan masih minim.

“Apakah harus ada korban dulu baru pemerintah bergerak? Keselamatan siswa dan kelayakan ruang belajar seharusnya menjadi prioritas utama,” pungkasnya. (ibn/nda)

Berita Terkait

Elysia Estetika Dukung Pelestarian Batik Lewat Ajang Putra Putri Batik Sampang 2025
Warga Desa Gunung Kesan Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak, Pemdes Dinilai Lepas Tangan
Temukan Bayi Perempuan dalam Kardus di Pamekasan, Warga Sampang Langsung Adopsi dan Beri Nama
Warga Paseyan Sampang Keluhkan Pelayanan Pemdes, Urus SPPT Harus Cari Sekdes 
PNS Disperpusip Sampang Ditangkap Polisi Gara-Gara Curi Uang Rp30 Juta
Pamsimas 2024 di Sampang Mangkrak, Warga Curiga Proyek Asal-Asalan dan Diduga Tak Sesuai RAB
Truk Tronton Serempet Motor di Jrengik, Ibu dan Balita Tewas Seketika
Stok Pupuk Subsidi di Sampang Melimpah, Disperta Janji Aman hingga Akhir 2025

Berita Terkait

Minggu, 5 Oktober 2025 - 10:54 WIB

Elysia Estetika Dukung Pelestarian Batik Lewat Ajang Putra Putri Batik Sampang 2025

Minggu, 5 Oktober 2025 - 08:27 WIB

Warga Desa Gunung Kesan Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak, Pemdes Dinilai Lepas Tangan

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 12:49 WIB

Temukan Bayi Perempuan dalam Kardus di Pamekasan, Warga Sampang Langsung Adopsi dan Beri Nama

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Warga Paseyan Sampang Keluhkan Pelayanan Pemdes, Urus SPPT Harus Cari Sekdes 

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 12:02 WIB

Sekolah Ambruk Dibiarkan, Disdik Sampang Justru Sibuk Belanja Kursi dan Drum Band Ratusan Juta

Berita Terbaru

Catatan Pena

Tak Perlu KEK, Cukup Berlakukan Tarif Cukai Kelas Tiga

Selasa, 7 Okt 2025 - 11:41 WIB