SAMPANG || KLIKMADURA – Polemik makam palsu di kompleks pemakaman Bhuju’ Kramat Lanceng, Kelurahan Dalpenang, Sampang akhirnya berakhir. Bangunan yang sempat menghebohkan warga itu resmi dibongkar pada Jumat (26/9/2025) dan kini area cagar budaya tersebut dikembalikan ke kondisi semula.
Proses pembongkaran berlangsung lancar tanpa ada gejolak. Aparat TNI/Polri bersama warga setempat ikut mengawal jalannya kegiatan yang sebelumnya sudah dimusyawarahkan bersama pada Jumat (16/9/2025).
Lurah Dalpenang, Mohammad Junaidi menegaskan, pembongkaran itu merupakan hasil mufakat. Bukan keputusan sepihak.
“Kami berkomitmen menjaga nilai budaya dan menghormati leluhur. Ke depan, setiap rencana pembangunan di area makam harus koordinasi dengan RT atau pihak berwenang,” tegasnya, Sabtu (27/9/2025).
Ia menambahkan, pengalaman ini harus menjadi pelajaran bersama agar mimpi spiritual tidak serta-merta dijadikan dasar pembangunan makam.
“Membangun makam ada tata caranya. Jangan sampai hanya berlandaskan mimpi lalu menimbulkan keresahan,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disporabudpar Sampang, Abd Basith menilai, pengembalian fungsi makam ke kondisi semula adalah langkah penting menjaga ketertiban sosial. Menurutnya, mimpi atau inspirasi spiritual tidak dilarang, namun harus disikapi bijak.
“Saudara Sinol, pihak yang mengaku mendapat mimpi, sudah menandatangani surat pernyataan bermaterai untuk ikhlas mengembalikan bangunan. Bahkan masyarakat ikut membantu proses pembongkaran,” jelas Basith.
Ia juga mengingatkan agar ke depan tidak sembarangan mendirikan makam baru. Apalagi, hanya berdasar mimpi.
“Dalam dunia spiritual pun perlu komparasi. Maka penting ada koordinasi dengan tokoh masyarakat atau ahli ritual,” tandasnya.
Basith membuka peluang agar kegiatan doa bersama di lokasi itu bisa dijadikan tradisi tahunan. Namun hal itu masih berupa aspirasi dan perlu usulan resmi dari kelurahan atau RT/RW.
“Harapan kami, kegiatan religi ini bukan sekadar doa, tetapi juga pembacaan biografi tokoh agar masyarakat lebih mengenal sejarah dan keteladanan,” pungkasnya. (san/nda)