SAMPANG || KLIKMADURA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang menegaskan komitmennya menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor prioritas pembangunan daerah.
Langkah ini berangkat dari penguatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memiliki keterkaitan erat dengan ekonomi kreatif.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disporabudpar Sampang, Wahyudi, menjelaskan bahwa perbedaan UMKM dan ekonomi kreatif terletak pada nilai tambah berupa inovasi dan kreativitas.
“Cilok biasa masih tergolong UMKM, tapi kalau dikemas menarik atau diberi variasi bahan, maka itu sudah masuk ekonomi kreatif,” katanya.
“Begitu juga usaha mebel, penjualan kayu biasa hanya UMKM, tapi jika diukir atau diberi sentuhan artistik, maka menjadi bagian dari ekonomi kreatif,” tambahnya.
Ia menyebut, pihaknya rutin memberikan pendampingan kepada pelaku usaha kreatif setiap pekan, mulai pembinaan, masukan, hingga promosi lewat media sosial seperti TikTok dan Instagram.
Selain itu, Pemkab juga memfasilitasi pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) secara gratis, meski kuotanya hanya 10 pendaftar per tahun.
Meski demikian, Wahyudi mengakui masih banyak hambatan yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif, terutama keterbatasan modal. Ditambah, anggaran pengembangan sektor ini tahun 2025 hanya sekitar Rp100 juta.
“Jumlah itu sangat minim untuk mengadakan banyak program. Tapi kami tetap menargetkan UMKM di Sampang bisa naik kelas dan berkembang menjadi bagian dari ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Wahyudi berharap produk lokal Sampang tidak hanya bertahan di pasar daerah, melainkan juga mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional. (ibn/nda)