BANGKALAN || KLIKMADURA – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali mengenalkan jamu Madura ke dunia internasional melalui International short course bertema “Madura Herbal Drink: From Garden to the Glass”.
Pada kegiatan tersebut, UTM menghadirkan mahasiswa dari Palacky University, Republik Ceko. Serta, mahasiswa dari lima program studi di Fakultas Pertanian dan Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam (PSDA).
Kegiatan tersebut dikemas dengan metode permainan agar lebih interaktif. Para peserta tidak hanya menerima materi, tapi juga praktik langsung membuat jamu tradisional.
Setiyani, Ph.D, salah satu pemateri, menegaskan bahwa jamu adalah minuman alami dengan manfaat kesehatan yang sudah dipercaya sejak lama.
“Jamu dibuat dari rempah-rempah, akar, batang, daun, atau bunga yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit,” ujarnya.
Wakil Direktur I Pascasarjana UTM, Dr. agr. Eko Setiawan, menambahkan, jamu telah ditetapkan sebagai salah satu dari enam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang diajukan Indonesia ke UNESCO.
“Jamu Madura bahkan punya enam kategori manfaat, salah satunya untuk kesehatan perempuan yang paling banyak diminati,” terangnya.
Dalam sesi praktik, mahasiswa diperkenalkan bahan herbal dari kebun rumah orang Madura, seperti jahe, kunyit, kencur, lengkuas, hingga daun asam muda.
Mereka juga mencicipi empat jenis jamu populer. Yakni, sinom, kunyit asam, temulawak, dan beras kencur. Dari hasil survei sederhana, jamu sinom menjadi favorit para peserta.
Ketua International Relation Office (IRO) UTM, Imron Wakhid Haris, Ph.D, menyebut, kegiatan tersebut akan dijadikan agenda rutin sebagai bagian dari program World Class University.
“Kami ingin jamu Madura bisa menjadi pintu masuk diplomasi budaya dan akademik,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana UTM, Prof. Dr. Bambang Haryadi, menegaskan pihaknya akan terus konsisten memperkenalkan potensi hayati Madura ke dunia internasional.
“Kami berkomitmen menduniakan jamu Madura, bukan hanya sebagai warisan budaya, tapi juga sebagai kekuatan ekonomi lokal,” pungkasnya. (nda)