Diiming-imingi Uang Rp 20 Ribu, Anak dengan Keterbelakangan Mental di Pamekasan Disetubuhi hingga Hamil

Avatar

- Jurnalis

Jumat, 2 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PAMEKASAN || KLIKMADURA – Entah apa yang merasuki pria berusia 23 tahun di Pamekasan ini. Dia tega menyetubuhi adik iparnya yang masih berusia di bawah umur sampai hamil.

Ironisnya, korban rudapaksa itu mengalami keterbelakangan mental. Saat sekarang, kehamilannya sudah berusia 8 bulan.

Polres Pamekasan bergerak cepat menangkap pelaku. Saat diintrogasi, pelaku mengakui sudah empat kali melakukan aksi pencabulan itu dalam kurun waktu akhir tahun 2023 sampai 2024.

Wakapolres Pamekasan Kompol Andy Purnomo menyampaikan, kasus pencabulan itu diketahui keluarga setelah usia kehamilan korban 7 bulan.

Baca juga :  Tak Dapat Kepastian Ganti Rugi, Puluhan Korban Penipuan Segel Kantor Pegadaian dan Lapor Polisi

Tindakan amoral itu dilakukan pelaku pada saat malam hari ketika korban ikut melihat Haflatul Imtihan.

“Saat dalam perjalanan pulang, pelaku berhenti di semak-semak kemudian menyetubuhi korban,” ujarnya saat konfrensi pres, Jumat (2/8/2024).

Kompol Andy menuturkan, pelaku melakukan perbuatan kejinya sebanyak 4 kali. Demi melancarkan aksinya, korban diancam dan diberi uang Rp 20 ribu.

“Korban memiliki keterbatasan mental, sekarang hamil 8 bulan, hubungan korban dengan pelaku masih ipar,” katanya.

Akibat perbuatan tersebut, pelaku dijerat pasal berlapis. Yakni, pasal 81 (1), 82(1) UU RI Nomor 35 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo pasal 76D, 76E UU RI Nomor 35 tahun 2014.

Baca juga :  Tak Bermoral! Pemilik Rumah Kos di Pamekasan Minta Dilayani Mahasiswi dengan Imbalan Gratis Uang Kos

Juncto, pasal 82 Peraturan Pengganti UU Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 sebagaimana UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang Perppu Nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

“Tersangka diancam pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar,” tandasnya. (ibl/diend)

Berita Terkait

Nelayan Madura Soroti Eksploitasi Migas, Minim Perberdayaan dan CSR Kurang Transparan
Dorong Efektivitas Program Makan Gratis, Satgas MBG Pamekasan Panggil 30 Kepala Dapur
Restoran Lalai Bayar Pajak, BPKPD Pamekasan Turun Tangan Jemput Bola
Sembilan Siswa SDN Toronan 1 Pamekasan Diduga Keracunan Usai Santap MBG
HLN ke-80, PLN UP3 Madura Berikan Penghargaan kepada Pelanggan Setia
Bupati Pamekasan Tanggapi Santai Rekaman Percakapan Bocor: Demi Cari Solusi Terbaik!
UIN Madura Dorong Kemandirian Petani Lewat Pelatihan Potensi Lokal
Cipayung Plus Tagih Janji Bupati Pamekasan soal Guru, Petani, dan Layanan Kesehatan

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 03:01 WIB

Nelayan Madura Soroti Eksploitasi Migas, Minim Perberdayaan dan CSR Kurang Transparan

Rabu, 15 Oktober 2025 - 12:23 WIB

Dorong Efektivitas Program Makan Gratis, Satgas MBG Pamekasan Panggil 30 Kepala Dapur

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:54 WIB

Restoran Lalai Bayar Pajak, BPKPD Pamekasan Turun Tangan Jemput Bola

Rabu, 15 Oktober 2025 - 08:51 WIB

Sembilan Siswa SDN Toronan 1 Pamekasan Diduga Keracunan Usai Santap MBG

Rabu, 15 Oktober 2025 - 08:25 WIB

HLN ke-80, PLN UP3 Madura Berikan Penghargaan kepada Pelanggan Setia

Berita Terbaru