SAMPANG || KLIKMADURA – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang kembali menuai kritik tajam. Bukan karena prestasi, tapi karena kebijakan anggaran yang dinilai tidak berpihak pada kebutuhan dasar pendidikan.
Risma, aktivis pendidikan dan HAM, mengungkap kekecewaannya usai menelusuri data pada Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) LKPP.
Dia menemukan, Disdik Sampang justru mengalokasikan anggaran untuk pengadaan perabot dan alat musik senilai ratusan juta rupiah.
“Dalam SIRUP tercatat belanja meja rapat, kursi rapat, dan kursi kerja senilai Rp104,5 juta (kode RUP 53877219), serta pengadaan alat musik drum band Rp132,7 juta (kode RUP 56219410),” ungkap Risma, Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, langkah itu mencerminkan ketimpangan prioritas. Sebab, masih ada sekolah ambruk yang dibiarkan tanpa perbaikan. Salah satunya, SDN Bunten Barat 3.
“Dinas lebih mementingkan kenyamanan kursi kerja dibanding keselamatan guru dan siswa di pelosok,” tegasnya.
Kritik tersebut muncul di tengah kenyataan pahit di lapangan. Sejumlah sekolah di wilayah terpencil Sampang masih jauh dari kata layak.
Bahkan, ruang kelas SDN Bunten Barat 3, Kecamatan Ketapang, ambruk saat kegiatan belajar mengajar pada Jumat lalu.
Beruntung, tidak ada korban jiwa karena para siswa sedang mengikuti senam pagi di halaman sekolah.
Risma menilai, kejadian itu menjadi bukti nyata bahwa perhatian terhadap infrastruktur pendidikan masih minim.
“Apakah harus ada korban dulu baru pemerintah bergerak? Keselamatan siswa dan kelayakan ruang belajar seharusnya menjadi prioritas utama,” pungkasnya. (ibn/nda)