PAMEKASAN || KLIKMADURA – Permasalahan yang terjadi di Yayasan Al-Uswah Pamekasan semakin pelik. Wali murid berbondong-bondong mengeluarkan anaknya.
Namun, langkah wali murid itu tidak berjalan mulus. Sebab, pihak yayasan mempersulit proses mutasi dengan tidak merubah data pokok pendidikan (dapodik).
“Kami mengalami kesulitan. Setelah kami tanyakan ke operator, alasannya laptopnya diambil oleh pihak Yayasan sehingga tidak bisa memproses perubahan dapodik,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebut namanya.
Tindakan pihak Yayasan Al-Uswah itu membuat wali murid semakin geram. Bahkan, mereka semakin membulatkan tekad untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain.
Dijelaskan, awalnya, visi SDIT Al-Uswah adalah mengedepankan pendidikan karakter. Namun, saat sekarang berubah menjadi mencetak pemimpin peradaban dunia. Visi itu tidak selaras dengan sikap para petinggi yayasan.
“Para petinggi yayasan tidak layak dikatakan sebagai pemimpin, karena seharusnya mengedepankan musyawarah, keterbukaan antar wali murid dan guru dan bisa menjadi penengah, bukan malah menjadi penyebab masalah,” katanya.
Wali murid semakin geram dengan sikap para petinggi Yayasan Al-Uswah karena tidak mengindahkan tuntutan-tuntutan para wali murid.
Akibatnya, selain memindahkan anaknya ke sekolah lain, para wali murid juga melayangkan surat permintaan pengembalian uang pembangunan sebesar Rp 8 juta.
Namun, permintaan itu tidak digubris sehingga wali murid semakin emosi. Selama ini, para orang tua murid itu merasa hanya dijadikan mesin uang oleh pihak Yayasan Al-Uswah Pamekasan.
“Kami memberi ke sekolah, dan sebaliknya sekolah memberi juga ke kami jadi ada timbal balik, mestinya pihak yayasan tidak ikut campur,” terangnya.
Menurut dia, sempat ada pertemuan antara pihak yayasan dengan wali murid. Dengan pertemuan itu, beragam persoalan akhirnya sedikit demi sedikit terbuka.
Salah satunya, perihal tabungan siswa. Diketahui, pihak Yayasan Al-Uswah Pamekasan tidak membuatkan rekening khusus sekolah, sehingga bendahara membuat rekening bank atas nama pribadi.
Saat sekarang, para wali murid tetap ingin ada kejelasan dari pihak Yayasan, terlebih perihal keuangan. Bahkan, tuntutan pengembalian uang gedung akan terus digaungkan.
“Kalau pihak yayasan meminta kami menyekolahkan kembali anak kami ke SDIT Al-Uswah, kami tidak akan mau, meskipun digratiskan, karena kami sudah terlalu kecewa dan tidak percaya lagi kepada pihak yayasan,” tandasnya. (enk/diend)