PAMEKASAN || KLIKMADURA – SDIT Al-Uswah Pamekasan menjadi sekolah swasta di kota gerbang salam yang peminatnya terbilang banyak. Tak heran apabila dana ratusan juta rupiah diterima pihak yayasan setiap bulannya.
Berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik) Kemendikdasmen, jumlah murid di SDIT Al-Uswah Pamekasan sebanyak 280 orang. Perinciannya, 150 laki-laki dan perempuan berjumlah 130 orang.
Informasi yang diterima Klik Madura, setiap bulan SDIT Al-Uswah Pamekasan mendapatkan dana bos sebesar Rp 22 juta dan pembayaran SPP dari siswa sekitar Rp 70 juta. Kemudian, SOT senilai Rp 4,2 juga, uang makan Rp 17 juta dan UKT sebesar Rp 32 juta.
“Iya, estimasinya itu, pendapatan kotor setiap bulan sekitar Rp 145 juta,” ujar informan Klik Madura yang enggan disebut namanya.
Meski memiliki uang ratusan juta setiap bulan, para guru masih diminta mencari donasi untuk pembangunan SMPIT Al-Uswah Pamekasan.
Bahkan, akreditasi SDIT Al-Uswah Pamekasan masih B dengan beberapa fasilitas yang kurang memadai.
Seperti halnya, tidak ada perkembangan atau penambahan bangunan gedung sekolah. Kemudian, tempat parkir yang menjorok ke jalan raya sehingga mengganggu para pengendara.
“Rasa tidak nyaman di yayasan itu muncul di dua tahun terakhir ini. Tapi satu tahun terakhir lebih para karena ada keterlibatan orang yang tidak ikut berjuang dari awal tetapi menerapkan hal-hal yang tidak manusiawi,” jelasnya.
Salah satu kebijakan yang membuat guru tidak nyaman yakni, anak para guru awalnya diperbolehkan sekolah di lembaga tersebut.
Namun, saat ini justru dianggap beban sehingga muncul beberapa program yang ujung-ujungnya untuk menambah pemasukan.
Menurutnya, pihak Yayasan Al-Uswah Pamekasan tidak takut kehilangan guru. Mereka takut kehilangan murid yang menjadi sumber uang di sekolah tersebut. “Kami sudah kecewa, semoga ini yang terbaik,” terangnya.
Klik Madura berusaha mendatangi SDIT Al-Uswah Pamekasan pada Kamis (3/7/2025) untuk menemui pihak yayasan dan petinggi sekolah.
Namun, yang bersangkutan tidak bisa ditemui dengan berbagai alasan, mulai dari tidak ada di sekolah dan masih ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal.
“Semuanya tidak ada disini, ada juga ikut mendampingi calon guru karena ada kegiatan training bagi guru baru sekarang,” ujar penjaga SDIT Al-Uswah Pamekasan.
Klik Madura mencoba menghubungi Kepala SDIT Al-Uswah Pamekasan Nia untuk meminta tanggapan perihal permasalahan yang terjadi.
Namun, bersangkutan juga tidak memberikan jawaban yang jelas. Dia mengarahkan Klik Madura meminta izin terlebih dahulu kepada pihak Yayasan jika hendak wawancara.
“Silahkan izin kepada pihak yayasan dan pembina terlebih dahulu. Terima kasih,” tertulis pada Kamis (3/7/2025) pukul 12.29 WIB. (enk/diend)