PAMEKASAN || KLIKMADURA – Penyegelan SDN Tamberu 2 Pamekasan sejak Oktober lalu oleh pihak yang diduga ahli waris berdampak serius terhadap ratusan siswa. Para murid terpaksa mengikuti proses belajar mengajar di tenda darurat milik BPBD Pamekasan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Basri Yulianto, memastikan kegiatan belajar tetap berjalan lancar meski berlangsung di tenda.
Ia menegaskan bahwa Pemkab Pamekasan telah mengambil langkah percepatan dengan mengusulkan program revitalisasi sarana dan prasarana (sarpras) ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI.
“Sehingga kami mohon bantuan doa dan dukungannya agar bisa terealisasi pada tahun 2026 mendatang,” ujarnya.
Basri mengaku pihaknya telah berupaya maksimal menyelesaikan persoalan yang menimpa SDN Tamberu 2 Pamekasan. Pengusulan pembangunan tersebut diajukan dengan estimasi anggaran minimal Rp2 miliar.
Mantan Kepala Disperindag Pamekasan itu menjelaskan, lokasi pembangunan sekolah direncanakan berada di lahan alternatif milik pemerintah, tepatnya di samping Kantor Kecamatan Batumarmar.
Lokasi tersebut dinilai lebih aman dan minim potensi persoalan dan sengketa seperti yang terjadi saat ini.
“Itu lahan milik Pemkab Pamekasan. Untuk luasnya, Insya Allah cukup untuk pembangunan sekolah,” terangnya.
Basri berharap usulan tersebut dapat diterima pemerintah pusat. Dengan demikian, pembangunan bisa segera dilaksanakan.
“Nanti ada pertemuan di Jakarta. Karena bukan hanya SDN Tamberu 2 Pamekasan yang diusulkan, tapi kita juga menentukan skala prioritas,” tutupnya. (enk/nda)














