Harga Garam di Pamekasan Anjlok, Produksi Terganggu Akibat Kemarau Basah

- Jurnalis

Senin, 1 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sarip, petani garam di Desa Polagan mengukur tingkat salinitas. (ILHAM / KLIKMADURA)

Sarip, petani garam di Desa Polagan mengukur tingkat salinitas. (ILHAM / KLIKMADURA)

PAMEKASAN || KLIKMADURA – Petani garam di Kabupaten Pamekasan kembali harus menelan pil pahit. Harga garam rakyat di Desa Polagan anjlok drastis sejak Agustus 2025 akibat fenomena kemarau basah yang melanda wilayah Madura.

Curah hujan yang masih turun di musim kemarau membuat proses produksi terganggu. Garam sulit mengering, kualitasnya menurun, dan harga jual pun ikut jatuh.

Saat ini, harga garam hanya berada di kisaran Rp 1.050–Rp 1.100 per kilogram. Padahal, pada bulan Juli lalu harganya masih stabil di angka Rp 1.400–Rp 1.500 per kilogram.

Baca juga :  Festival Albanjari Habsy Digelar Sebulan Penuh, Ini Daftar Dewan Jurinya

Kondisi ini membuat petani resah karena biaya produksi tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.

Sarip, salah satu petani garam di Desa Polagan, mengaku sangat kesulitan mengeringkan garam akibat cuaca yang tidak menentu. Menurutnya, kualitas garam jadi rendah, sementara ongkos produksi dan perawatan tambak tetap harus dikeluarkan.

“Kalau begini terus, petani jelas yang paling rugi. Garam tidak bisa kering maksimal, hasilnya jelek, harga pun turun,” ungkap Sarip, Senin (1/9/2025).

Hal senada disampaikan Mur, petani garam lainnya. Ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk membantu menstabilkan harga sekaligus menyerap hasil panen garam rakyat.

Baca juga :  DPRD Pamekasan Gelar Rapat Paripurna, Bahas Nota Penjelasan Bupati Terkait Raperda APBD 2025

“Harapan kami sederhana, pemerintah bisa membantu menstabilkan harga dan menyerap hasil panen. Kalau terus dibiarkan, kami yang rugi besar,” ujarnya.

Para petani menilai kebijakan nyata dari pemerintah sangat dibutuhkan, mulai dari pemberian subsidi, penyediaan fasilitas pengolahan, hingga penyerapan hasil panen secara langsung.

Tanpa intervensi tersebut, mereka khawatir semakin banyak petani yang meninggalkan tambak karena tidak sanggup menanggung kerugian.

Fenomena kemarau basah ini menjadi tantangan tersendiri bagi sentra garam rakyat di Pamekasan.

Selain menurunkan produktivitas, kondisi tersebut juga mengancam stabilitas harga dan keberlangsungan hidup ribuan keluarga petani garam di Madura. (ham/nda)

Baca juga :  Petani di Pamekasan Senang, Produksi Garam Lampaui Target

——-

PENULIS: Ilham, Mahasiswa KPI UIN Madura mengikuti program magang mandiri di Klik Madura.

Berita Terkait

Sukses! 1.000 Guru di Pamekasan Tumpah Ruah Hadiri Gebyar Pendidikan
Kanim Pamekasan Perkuat Sinergi Lintas Instansi dan Akademisi untuk Tingkatkan Pelayanan Publik
Kanim Pamekasan Borong Dua Penghargaan pada Rakor Kinerja 2025 Imigrasi Jatim
Puskesmas Pademawu Kembali Torehkan Prestasi, Sabet Juara 3 Ajang Kebugaran ASN 2025!
Tiga Kepsek Visioner Terbaik Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari PT. Royal Group
SPPG Yayasan Ibnu Bachir Banyupelle Disorot, Menu Minim Gizi dan Mirip Berkat Tahlilan
Tiga Terbaik Kepsek Visioner Ditentukan, Guru Besar UIN Madura Pimpin Rapat Finalisasi
Luar Biasa! Pamekasan Raih Predikat Kabupaten Informatif dengan Nilai Nyaris Sempurna

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 12:00 WIB

Sukses! 1.000 Guru di Pamekasan Tumpah Ruah Hadiri Gebyar Pendidikan

Kamis, 4 Desember 2025 - 09:20 WIB

Kanim Pamekasan Perkuat Sinergi Lintas Instansi dan Akademisi untuk Tingkatkan Pelayanan Publik

Kamis, 4 Desember 2025 - 09:04 WIB

Kanim Pamekasan Borong Dua Penghargaan pada Rakor Kinerja 2025 Imigrasi Jatim

Selasa, 2 Desember 2025 - 09:38 WIB

Puskesmas Pademawu Kembali Torehkan Prestasi, Sabet Juara 3 Ajang Kebugaran ASN 2025!

Senin, 1 Desember 2025 - 10:09 WIB

SPPG Yayasan Ibnu Bachir Banyupelle Disorot, Menu Minim Gizi dan Mirip Berkat Tahlilan

Berita Terbaru

Pertunjukan kesenian Sandur di Bangkalan, Madura. (Sumber Foto: Vice.com)

Bangkalan

Sandur Madura, Warisan Agraris yang Menari di Tengah Zaman

Kamis, 4 Des 2025 - 23:57 WIB