PAMEKASAN || KLIKMADURA – Universitas Islam Negeri (UIN) Madura resmi mencatatkan diri dalam Rekor Dunia MURI setelah berhasil menerjemahkan 10 juz Al-Qur’an ke dalam bahasa aksara carakan Madura.
Penghargaan itu diserahkan langsung di lantai 4 Gedung Rektorat UIN Madura, bersamaan dengan peresmian peralihan status Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura menjadi UIN Madura oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, Minggu (30/11/2025).
Rektor UIN Madura Dr. Saiful Hadi menyampaikan, capaian tersebut bukan sekadar rekor, tetapi bentuk pemuliaan terhadap warisan intelektual masyarakat Madura.
“Rekor MURI yang kita angkat ini pada hakikatnya adalah upaya memuliakan khazanah aksara carakan Madura. Aksara ini milik orang Madura, dan kita rawat agar tetap terbaca oleh generasi yang akan datang,” katanya.
“Mereka harus paham bahwa kita punya sejarah dan budaya yang pernah ditulis serta diajarkan oleh guru-guru bahasa Madura,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pakem Maddhu, Moh. Hafid Effendy menyampaikan, penerjemahan tersebut dilakukan oleh banyak pihak secara kolaboratif.
Mulai dari jemaah pengajian Surabaya, Lembaga Pentashhih dan Penerjamah Al-Qur’an (LP2Q) UIN Madura, Yayasan Pakem Maddhu hingga para ulama Madura.
“Proses penerjemahan ini memakan waktu sekitar 13 tahun untuk mentashih hasil terjemahan jemaah pengajian Surabaya, tahun 2022 selesai,” katanya.
Pada tahun 2024, pihaknya berinisiatif untuk mentransliterasi hasil terjemahan Al-Qur’an berbahasa Madura itu ke aksara carakan Madura. Proses transliterasinya sendiri digarap selama 10 bulan.
Hafid mengatakan, 10 juz yang ditampilkan sudah cukup memenuhi unsur keunikan dan kelangkaan sehingga layak memperoleh rekor MURI dunia.
“10 jus dapat rekor MURI karena sudah mewakili keunikan dan kelangkaan terjemahan Al-Quran itu ke aksara carakan Madura,” ucapnya.
Ia menargetkan penyelesaian juz 11 hingga juz 20 pada tahun 2026, kemudian juz 21 hingga juz 30 pada tahun 2027.
“Motivasi kami hanya ingin memuliakan Al-Qur’an sekaligus melestarikan kearifan lokal aksara carakan Madura agar tidak punah dan tetap eksis.” tandasnya. (ibl/nda)














