Ketika Dunia Tengah Porak-Poranda, Kita Di Mana?

- Jurnalis

Senin, 23 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Misbahul Munir Ali, SH,. MH,. Ketum AMB Foundation.

——-

ARI ini, bumi kembali memerah. Darah tumpah, rumah hancur, dan anak-anak kehilangan masa depan sebelum sempat bermimpi.

Iran dan Israel, Palestina dan Amerika,  Ukraina dan Rusia, politik dan propaganda, berkelindan dalam panggung penuh kebisingan.

Sementara, manusia-manusia kecil di bawahnya—yang tidak pernah meminta perang—harus membayar semuanya dengan nyawa. Tapi dunia tetap berjalan. Layar-layar tetap menyala.

Kita men-scroll tragedi seperti hiburan. Dan, yang paling menyakitkan bukan hanya kekerasan, tapi diamnya hati-hati yang seharusnya masih hidup.

Baca juga :  Demokrasi Junub

Perang ini bukan soal siapa yang kamu bela. Tapi soal siapa yang berani berkata: “Ini salah. Ini kejam. Ini tidak manusiawi.” Bukan soal politik. Tapi soal nurani. Bukan soal peta wilayah. Tapi soal nyawa.

Jika kita masih bisa merasa marah saat melihat bom dijatuhkan ke pemukiman, jika kita masih menangis ketika melihat bayi tak berdosa dibungkus kain kafan, maka kita belum mati. Kita masih manusia. Dan dunia masih punya harapan—lewat kita.

Pahamilah. Cinta bukan kelemahan. Ia adalah kekuatan yang paling ditakuti para tiran. Dan damai bukan angan-angan. Ia hanya hilang karena kita membiarkannya dibungkam.

Baca juga :  Kutuk Agresi Militer Israel di Palestina, Ribuan Warga Muslim Pamekasan Gelar Istighasah

Hari ini aku memilih tidak membawa bendera. Aku tidak menyerukan nama negara. Aku hanya berkata satu hal:  Cukup sudah. Sudah terlalu banyak luka dan darah. Terlalu banyak kuburan dan airmata.

Dunia ini tidak butuh lebih banyak senjata—Dunia ini hanya butuh manusia yang melindungi manusia dan planetnya.

Love for all. Peace for all. Justice for all. Bukan karena itu mudah. Tapi karena itu yang seharusnya. (*)

Berita Terkait

Perginya Jurnalis Bermazhab Masdawian
Menyoal Penolakan Milad Muhammadiyah di Sampang: Refleksi Seorang Putra Madura
Hari Bahasa Arab Internasional: Momentum Memperkuat Literasi Bahasa Arab, dari Tradisi ke Gerakan Sosial di PTKIN dan Pesantren
Keadilan Sosial untuk Semua Kelas
Gubernur Jawa Timur Bersekongkol dengan Para Bandit?
14 Tahun Partai NasDem, Arus Perubahan yang Tak Pernah Padam
Mengais Barokah, Menakar Pengabdian: Episentrum Kaderisasi NU dan Spirit Pengabdian Alumni Miftahul Ulum Bettet Pamekasan Di Kancah Nasional dan Global
Kegaduhan di Kangean Bukan Tanpa Sebab, PT KEI Harus Bertanggung Jawab!

Berita Terkait

Minggu, 21 Desember 2025 - 10:48 WIB

Perginya Jurnalis Bermazhab Masdawian

Jumat, 19 Desember 2025 - 06:20 WIB

Menyoal Penolakan Milad Muhammadiyah di Sampang: Refleksi Seorang Putra Madura

Rabu, 17 Desember 2025 - 04:00 WIB

Hari Bahasa Arab Internasional: Momentum Memperkuat Literasi Bahasa Arab, dari Tradisi ke Gerakan Sosial di PTKIN dan Pesantren

Sabtu, 6 Desember 2025 - 02:34 WIB

Keadilan Sosial untuk Semua Kelas

Minggu, 16 November 2025 - 03:46 WIB

Gubernur Jawa Timur Bersekongkol dengan Para Bandit?

Berita Terbaru

Kasir Indomaret di Jalan Pintu Gerbang, Kelurahan Bugih melayani pembeli. (LAILIYATUN NURIYAH / KLIKMADURA)

Pamekasan

UMK Pamekasan 2026 Diusulkan Naik 5,5 Persen

Rabu, 24 Des 2025 - 00:49 WIB