PAMEKASAN || KLIKMADURA – Pembangunan dan pengadaan alat Cath Lab (Catetherization Cardiac Laboratory) RSUD Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan menelan anggaran yang sangat fantastis.
Pengadaan alat utama untuk Angiografi Coroner atau pemeriksaan kondisi pembuluh darah koroner jantung sekitar Rp 15 miliar. Sayangnya, alat tersebut sampai sekarang belum difungsikan.
Padahal, pengadaannya tahun anggaran 2023 lalu yang bersumber dari dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Smart Pamekasan.
Selain pengadaan alat utama, rumah sakit pelat merah itu juga mengeluarkan biaya lain. Di antaranya, pembangunan fisik gedung dengan total anggaran Rp 1,8 miliar.
Kemudian, pengadaan Modular Operation Theatre (MOT), Heating, Ventilation dan Air-Conditioning (HVAC) atau sirkulasi udara dengan kisaran anggaran Rp 2 miliar.
Direktur RSUD Smart Pamekasan dr. Raden Budi Santoso mengakui Cath Lab yang berfungsi menunjang layanan penyakit jantung itu belum difungsikan.
Sebab, pengajuan kemitraan dengan BPJS Kesehatan belum disetujui. Sementara, jika melayani pasien umum, biayanya sangat mahal sehingga memberatkan bagi pasien.
“Biayanya tergantung dari jenis tindakan dan stent yang harus dipasang. Kisarannya Rp 50 – 80 juta,” katanya saat diwawancara Klik Madura.
Budi menyampaikan, sebenarnya Cath Lab di RSUD Smart Pamekasan itu sudah siap dioperasikan. Bahkan, sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
“Sudah siap beroperasi dan sudah bisa melayani pasien, tapi biayanya mahal,” terang dr. Raden Budi Santoso.
Sementara itu, Humas BPJS Kesehatan Cabang Pamekasan Ari Udiyanto mengatakan, pihaknya tidak memiliki kapastitas memberikan izin operasional Cath Lab RSUD Smart Pamekasan.
Kewenangan BPJS Kesehatan berkaitan dengan kerjasama kemitraan. Proses kemitraan itu berjenjang dari daerah hingga tingkat pusat sesuai ketentuan yang berlaku.
“Tupoksi kami bukan memberikan izin. (Tupoksi) kami bagian kerjasama untuk layanan peserta JKN,” kata Ari saat dikonfirmasi. (pen)