Waktu Adalah Pedang: Sebuah Refleksi dan Muhasabah Diri

- Jurnalis

Rabu, 31 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: KH. Aliyadi Mustofa, Pengasuh PPMU Al-Hasani, Tambellang, Sampang.

***

الوقت كالسيف، إن لم تقطعه قطعك
Waktu itu ibarat pedang. Jika kita tidak mampu menggunakannya dengan baik, maka ia akan menebas kita.

UNGKAPAN hikmah tersebut bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan peringatan keras tentang betapa berharganya waktu. Setiap detik yang berlalu adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Waktu yang dimanfaatkan dengan kebaikan akan menyelamatkan, sebaliknya waktu yang diabaikan justru akan menghancurkan.

Karena itu, penting bagi kita untuk terus memanfaatkan waktu dan setiap kesempatan yang ada dengan amal-amal kebaikan. Introspeksi diri atau muhasabah harus menjadi kebiasaan, agar langkah hidup tidak melenceng dari nilai-nilai ilahiah.

Baca juga :  Gubernur Jawa Timur Bersekongkol dengan Para Bandit?

Menebar bibit-bibit manfaat kepada sesama merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual. Mengajak kepada jalan Allah SWT, mengedukasi anak yatim, anak-anak terlantar, anak jalanan, anak putus sekolah, serta saudara-saudara kita yang lemah secara pengetahuan dan ekonomi adalah wujud nyata dari keberpihakan kepada nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Lebih dari itu, kita dituntut untuk menjadikan diri sebagai hamba Allah yang senantiasa berbaik sangka kepada sesama, berperilaku sopan, serta terus berupaya menghiasi diri dengan akhlak mulia. Sebab, akhlak yang baik adalah cermin keimanan dan fondasi kokoh dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca juga :  Kartu Kesempatan di Tahun 2025: Waktunya Beraksi

Mari terus meningkatkan kesadaran dengan memperbaiki diri dari segala aspek kehidupan. Selamatkan hati kita dari penyakit-penyakit batin kronis seperti iri hati, kebencian, permusuhan, sifat kikir, dan perasaan merasa lebih baik daripada orang lain. Penyakit-penyakit inilah yang kerap menjadi penghalang turunnya keberkahan dalam hidup.

Seiring berjalannya waktu yang tiada henti, kita sesungguhnya sedang berjalan menuju tempat transit sementara, yakni alam kubur. Dari sanalah perjalanan akan berlanjut menuju rumah abadi yang sesungguhnya, akhirat. Tidak ada yang kita bawa kecuali amal dan keikhlasan.

Baca juga :  Kegaduhan di Kangean Bukan Tanpa Sebab, PT KEI Harus Bertanggung Jawab!

نصر من الله وفتح قريب
Pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. (*)

Berita Terkait

Megathrust: Alarm Alam bagi Manusia, Tinjauan Singkat dari Filsafat Alam
Valen: Simbol Kebangkitan Identitas dan Solidaritas Madura
Perginya Jurnalis Bermazhab Masdawian
Menyoal Penolakan Milad Muhammadiyah di Sampang: Refleksi Seorang Putra Madura
Hari Bahasa Arab Internasional: Momentum Memperkuat Literasi Bahasa Arab, dari Tradisi ke Gerakan Sosial di PTKIN dan Pesantren
Keadilan Sosial untuk Semua Kelas
Gubernur Jawa Timur Bersekongkol dengan Para Bandit?
14 Tahun Partai NasDem, Arus Perubahan yang Tak Pernah Padam

Berita Terkait

Rabu, 31 Desember 2025 - 11:24 WIB

Waktu Adalah Pedang: Sebuah Refleksi dan Muhasabah Diri

Senin, 29 Desember 2025 - 05:28 WIB

Megathrust: Alarm Alam bagi Manusia, Tinjauan Singkat dari Filsafat Alam

Minggu, 28 Desember 2025 - 01:52 WIB

Valen: Simbol Kebangkitan Identitas dan Solidaritas Madura

Minggu, 21 Desember 2025 - 10:48 WIB

Perginya Jurnalis Bermazhab Masdawian

Jumat, 19 Desember 2025 - 06:20 WIB

Menyoal Penolakan Milad Muhammadiyah di Sampang: Refleksi Seorang Putra Madura

Berita Terbaru

#AndaHarusTahu

Tahun 2025 Bintang 5 

Rabu, 31 Des 2025 - 02:45 WIB