SURABAYA || KLIKMADURA – Sosok Bupati Pamekasan, Dr. KH. Kholilurrahman kembali menunjukkan sisi kesederhanaannya di tengah kesibukan sebagai kepala daerah.
Saat mendampingi sang istri, Nyai Ummu Royhana Kholilurrahman, yang menjalani operasi mata di Rumah Sakit Undaan, Surabaya, Kamis (16/10/2025), Bupati justru memilih menghabiskan waktu di salah satu warung kecil di kawasan Undaan.
Tanpa pengawalan berlebihan, Bupati tampak santai duduk di bangku kayu dan menyeruput kopi. Ia sesekali menyapa pengunjung lain yang tak menyangka sosok yang duduk di sebelah mereka adalah orang nomor satu di Pamekasan.
Pilihannya untuk nongkrong di warung rakyat itu bukan sekadar karena ingin menunggu waktu operasi sang istri. Di balik kesederhanaan itu, ia ingin menegaskan bahwa keberpihakan kepada masyarakat kecil tidak hanya bisa diwujudkan lewat kebijakan, tapi juga lewat tindakan sehari-hari.
“Kalau usaha kecil berkembang, itu akan berdampak besar pada roda ekonomi yang lebih luas. Karena itu, siapa pun, termasuk pejabat, punya tanggung jawab moral untuk mendukung UKM,” ujarnya.
Mantan anggota DPR RI itu menyampaikan, warung kecil dan pedagang kaki lima adalah denyut nadi ekonomi rakyat yang sesungguhnya. Mereka bekerja keras dari pagi hingga malam demi menghidupi keluarga dan menjaga perputaran uang di tingkat bawah.
“Kita tidak boleh memandang remeh warung-warung kecil ini. Justru dari sinilah semangat kemandirian dan kerja keras itu lahir,” tambahnya.
Sikap merakyat yang ditunjukkan Bupati Pamekasan ini mendapat apresiasi dari warga sekitar. Seorang pedagang kopi bernama Mak Yanti mengaku terharu karena tak menyangka seorang Bupati mau mampir dan membeli kopi di warungnya.
“Biasanya pejabat itu kalau datang bawa rombongan dan makan di tempat mewah. Tapi beliau beda, datang sendiri, duduk santai, dan ramah sekali,” ujarnya.
Momen sederhana itu menjadi potret kepemimpinan yang dekat dengan rakyat. Kiai Kholil menunjukkan bahwa jabatan tidak harus menjauhkan seseorang dari kehidupan rakyat kecil.
Dia ingin masyarakat percaya bahwa pemerintah hadir bukan hanya lewat program dan pembangunan fisik, tetapi juga melalui keteladanan dan kepedulian nyata terhadap ekonomi rakyat. (nda)