PAMEKASAN || KLIKMADURA – Kebakaran hebat yang melanda SDN Potoan Daja 2, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, menyita perhatian publik. Empat ruang kelas hangus dilalap api, membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) harus berpindah ke rumah penjaga sekolah dan rumah warga sekitar.
Bupati Pamekasan, Dr. KH. Khalilurrahman, S.H, M.Si, menegaskan bahwa penanganan pascakebakaran tidak boleh ditunda. Ia telah meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan untuk segera melakukan langkah percepatan pembangunan ruang kelas yang terbakar.
“Tidak boleh tidak harus disegerakan. Kalau itu terlantar, kasihan anak-anak kita yang menjadi korban,” tegas Bupati Khalilurrahman.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Pamekasan, Mohammad Alwi, menjelaskan bahwa proses pembelajaran tetap berlangsung seperti biasa meski harus dilakukan di tempat darurat. Saat ini, pihaknya tengah mengajukan permohonan bantuan dana revitalisasi ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen RI).
“Untuk sementara para siswa ditampung di rumah penjaga sekolah. Nilai kerugian ditaksir sekitar Rp200 juta karena beberapa perangkat elektronik seperti laptop dan komputer ikut terbakar,” ungkapnya.
Kepala SDN Potoan Daja 2, Rusdi, membenarkan bahwa empat kelas kini belajar di rumah warga sekitar. Meski kondisi darurat, semangat para siswa dan guru tak surut sedikit pun.
“Untuk waktunya sampai kapan, kami belum tahu. Harapannya tentu segera ada perbaikan, karena kasihan anak-anak,” tuturnya penuh harap.
Kebakaran ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan sarana pendidikan terhadap bencana. Namun di tengah keterbatasan, semangat belajar anak-anak SDN Potoan Daja 2 tetap menyala, membuktikan bahwa pendidikan tak bisa padam hanya karena api. (enk/nda)