PAMEKASAN || KLIKMADURA – Wabah campak di Kabupaten Pamekasan masih terus memakan korban. Hingga Selasa (23/9), jumlah anak yang meninggal bertambah menjadi tujuh orang.
Plt Kabid P2P Dinkes Pamekasan, Avira Sulistyowati, menyebutkan tambahan satu korban meninggal terjadi pada Senin (22/9/2025). Namun, kepastian penyebab kematian masih menunggu audit klinis dari Kemenkes bersama tim pakar.
“Iya masih menunggu itu, belum bisa memastikan juga. Tapi, hanya dugaan sementara iya karena campak,” jelas Avira kepada Klik Madura.
Data Dinkes mencatat, hingga Selasa (23/9) terdapat 759 suspek campak, 178 anak positif, 57 anak masih dirawat, dan tujuh anak meninggal.
Penyebaran kasus paling banyak ditemukan di Kecamatan Proppo dan Pasean masing-masing dua anak, serta satu anak di Kecamatan Pademawu, Tlanakan, dan Batumarmar.
Berdasarkan catatan, tiga kecamatan dengan kasus suspek tertinggi adalah Proppo, Pademawu, dan Pamekasan. Sedangkan incidence rate tertinggi ditemukan di Kecamatan Proppo, Tlanakan, Kadur, Pademawu, dan Pamekasan.
“Kecamatan Proppo memang dari awal sudah tertinggi. Tepatnya di wilayah Puskesmas Panaguan,” terang Avira.
Upaya pencegahan dengan imunisasi tambahan serentak terus berjalan hingga kini. Namun, 10 dari 17 puskesmas di Pamekasan masih belum mampu mencapai target 50 persen cakupan.
Avira menegaskan, Dinkes terus menekan puskesmas agar mempercepat capaian imunisasi tambahan tersebut.
“Terus kami mintai laporan, karena ini memang tidak bisa dianggap remeh,” tandasnya. (enk/nda)