PAMEKASAN || KLIKMADURA – Akar permasalahan yang terjadi di SDIT Al-Uswah Pamekasan lambat laun mulai terkuak. Salah satu pemantik masalah hingga berujung pemecatan guru itu ternyata kisruh dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Informan Klik Madura menyampaikan, pihak yayasan Al-Uswah Pamekasan sempat meminta bendahara sekolah transfer dana BOS ke rekening yayasan.
Kemudian, selang beberapa lama, pihak yayasan menuduh para guru SDIT Al-Uswah menggunakan dana BOS tersebut.
“Kalau (masalah) awalnya itu para guru difitnah terkait penggunaan dana bos, padahal pihak yayasan sendiri yang meminta. Kemudian, merembet ke masalah yang lain,” terangnya.
Permasalahan terus merembet ke berbagai persoalan. Bahkan, manajemen pendidikan berjalan tidak sehat sehingga para guru dan wali murid memilih hengkang.
“Awalnya sering dilakukan pelatihan bagi para guru, tapi sudah tidak ada. Dulu, hak-hak guru terjamin, kualitas sistem pendidikan terjamin, sekarang juga sudah tidak ada,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan sempat memanggil sejumlah orang untuk mengurai permasalahan di SDIT Al-Uswah Pamekasan.
Di antaranya, mantan Kepala SDIT Al-Uswah Pamekasan Uun, Bendahara atas nama Nikmah, dan beberapa guru lainnya. Dari hasil pertemuan itu, diketahui bahwa masalah yang terjadi di sekolah tersebut memang dari internal.
“Guru-guru mungkin sudah merasa tidak nyaman sehingga mengambil sikap mengundurkan diri juga. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan resign semua, termasuk kepala sekolah,” kata Kabid Pembinaan SD, Disdikbud Pamekasan, Taufik Hidayat.
Taufik mengaku tidak menanyakan terlalu detail perihal permasalahan-permasalahan yang ada, terutama penggunaan dana bos.
Dia hanya mendengarkan penyampaian perihal permasalahan di internal, perubahan arah kebijakan, dan beberapa persoalan lainnya. (enk/diend)