Soal Gempa Bumi Pulau Sapudi Diduga Dipicu Pengeboran Migas, Begini Penjelasan BMKG

- Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Trunojoyo, Ari Widjajanto. (DOK. KLIKMADURA)

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Trunojoyo, Ari Widjajanto. (DOK. KLIKMADURA)

SUMENEP || KLIKMADURA – Isu yang mengaitkan gempa bumi di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, dengan aktivitas pengeboran minyak dan gas (Migas) menarik perhatian publik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Trunojoyo pun akhirnya buka suara untuk memberikan penjelasan ilmiah agar masyarakat tidak salah menafsirkan penyebab gempa tersebut.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Trunojoyo, Ari Widjajanto menyampaikan, energi yang dihasilkan dari pengeboran migas tidak sebanding dengan kekuatan energi akibat pergeseran lempeng tektonik.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa gempa bumi yang terjadi di Pulau Sapudi tidak disebabkan oleh adanya aktivitas pengeboran migas.

Baca juga :  ASPRIM Surati Menteri ESDM Tolak Rencana Survei Seismik Migas di Pulau Kangean

“Energi yang dihasilkan pengeboran migas dengan pergeseran lempeng tektonik tidak sebanding,” katanya, saat diwawancara awak media.

Ari menuturkan, gempa di wilayah Sapudi terjadi karena adanya sesar aktif serta kondisi lapisan batuan yang mudah menerima dan melepaskan energi. Kondisi tersebut membuat kawasan Pulau Sapudi dan sekitarnya rawan.

“Masyarakat harus lebih sadar terhadap potensi gempa setiap waktu dan melakukan asesmen mandiri untuk mitigasi,” terangnya.

Ia menambahkan, setiap kali terjadi gempa bumi, BMKG secara cepat melakukan identifikasi kekuatan gempa dan analisis potensi tsunami. Hasil identifikasi tersebut kemudian divalidasi ulang untuk memastikan akurasi data.

Baca juga :  PKB Dapil Madura Bertabur Bintang, Incar Tiga Kursi DPRD Jatim

“Potensi tsunami menjadi prioritas. (Gempa) yang kemarin meskipun disebabkan sesar aktif di dalam lautan, hasil analisisnya tidak berpotensi tsunami,” imbuhnya.

Untuk meminimalkan risiko bencana, BMKG mengimbau masyarakat Pulau Sapudi agar melakukan mitigasi mandiri. Mulai dari rumah hingga lingkungan sekitar.

Kesadaran kolektif dinilai penting agar masyarakat dapat lebih cepat dan tepat dalam merespons gejala alam.

“Semisal ketika air surut mendadak dan signifikan, berarti ada potensi tsunami. Masyarakat harus segera mengabarkan kepada yang lain untuk bersama menyelamatkan diri,” tandasnya. (nda)

Berita Terkait

5.224 Tenaga Honorer di Sumenep Resmi Terima SK PPPK Paruh Waktu, Gaji Mulai Cair Tahun Depan
Setelah Penantian Panjang, Akhirnya 5.224 Tenaga Honorer di Sumenep Terima SK PPPK Paruh Waktu
Doakan Sapudi Bebas Gempa, Pegadaian Syariah Madura Gelar Nonggunong Bershalawat 
Tolak Replacement Pelabuhan Sapudi, Warga Surati Kemenhub
Warga Kangean Gelar Doa Bersama, Desak Pemerintah Hentikan Permanen Eksploitasi Migas
PT. MBK Ventura Bersama Baznas Salurkan Zakat untuk 70 Anak Yatim dan Gelar Literasi Keuangan
Replacement Pelabuhan Sapudi Dinilai Abaikan Rakyat, Kuli dan Pemilik Perahu Protes Keras
Bupati Achmad Fauzi Apresiasi Penetapan Syaikhona Kholil dan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 05:15 WIB

5.224 Tenaga Honorer di Sumenep Resmi Terima SK PPPK Paruh Waktu, Gaji Mulai Cair Tahun Depan

Senin, 1 Desember 2025 - 00:39 WIB

Setelah Penantian Panjang, Akhirnya 5.224 Tenaga Honorer di Sumenep Terima SK PPPK Paruh Waktu

Kamis, 27 November 2025 - 00:28 WIB

Doakan Sapudi Bebas Gempa, Pegadaian Syariah Madura Gelar Nonggunong Bershalawat 

Minggu, 23 November 2025 - 00:40 WIB

Tolak Replacement Pelabuhan Sapudi, Warga Surati Kemenhub

Kamis, 20 November 2025 - 03:58 WIB

Warga Kangean Gelar Doa Bersama, Desak Pemerintah Hentikan Permanen Eksploitasi Migas

Berita Terbaru