SAMPANG || KLIKMADURA – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sampang (Bemsa) mendatangi Mapolres Sampang, Rabu (30/4/2025).
Mereka mempertanyakan terkait lambannya penanganan kasus penyelundupan pupuk bersubsidi sebanyak 9,6 ton yang diungkap pekan lalu.
Para mahasiswa itu mendesak Polres Sampang bertindak tegas dan segera menangkap otak penyelundupan pupuk bersubsidi itu. Sebab, tindakan tersebut bukan hanya merugikan negara, tapi petani juga dirugikan.
Hamdani, selaku Koordinator BEM Sampang mengaku sangat kecewa terhadap kinerja jajaran Polres Sampang. Sebab, hingga sekarang belum ada perkembangan signifikan terkait penangan kasus penyelundupan pupuk bersubsidi itu.
“Kami heran terhadap penanganan kasus ini. Kayaknya, Polres Sampang sangat mudah dipermainkan oleh pelaku. Apalagi, Kapolres Sampang mengatakan pernah ditelfon oleh seseorang yang meminta kasus ini ditutup,” katanya.
Mahasiswa yang akrab disapa Dani itu berjanji akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas. Mafia pupuk yang selama ini merugikan negara dan petani wajib segera ditangkap.
Sementara itu, Kapolres Sampang AKBP Hartono menyampaikan, dalam mengungkap otak penyelundupan pupuk itu, pihaknya terkendala bukti.
Identitas pelaku maupun distributor pupuk bersubsidi yang akan di selundupkan dari wilayah Sampang itu juga belum diketahui.
“Kami masih mendalami kasus ini. Kami belum bisa mengetahui identitas otak pelaku maupun distributor. Sebab nomor seri yang menentukan nomor gudang dan distributor di hapus oleh pelaku,” tandasnya. (san/diend)