SAMPANG || KLIKMADURA – Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Rahayu, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang kembali tercoreng. Warga menuding pendamping PKH bernama Rijal menilap bantuan sejak tahun 2019.
Sebanyak 21 penerima manfaat mengaku tidak pernah lagi menerima dana PKH selama lima tahun terakhir. Uang yang seharusnya mereka terima diduga digelapkan tanpa kejelasan.
Kasus ini bermula saat Rijal meminta ATM dan buku tabungan penerima bantuan dengan alasan untuk membantu proses pencairan. Warga hanya menerima sebagian uang, bahkan ada yang cuma mendapat Rp500 ribu tanpa keterangan jelas.
Beberapa minggu kemudian, Rijal kembali meminta ATM dan buku tabungan dengan dalih perbaikan agar tidak terblokir. Sejak saat itu, dokumen warga tidak pernah dikembalikan dan dana PKH pun tak lagi mereka terima.
Kecurigaan warga muncul setelah mereka mencetak rekening koran di Bank BRI pada 15 Oktober 2024. Dari data itu, muncul aliran dana bantuan atas nama BN yang justru dialihkan ke rekening lain berinisial TR, AR, dan TU.
“Tercatat ada aliran dana yang dialihkan ke beberapa orang. Nominalnya dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah,” ungkap salah satu warga, Rabu 15 Oktober 2025.
W, salah satu warga yang mewakili ibunya, mengaku sangat dirugikan oleh tindakan tersebut. Keluarganya hanya menerima bantuan satu kali pada tahun 2019 dan setelah itu tak pernah lagi.
“Setelah tahun 2019, tidak ada lagi bantuan masuk. Kami tidak tahu ke mana dana itu pergi,” ujarnya kepada Klik Madura.
Warga berharap pemerintah turun tangan mengusut dugaan pengalihan dana tersebut. Mereka juga meminta agar hak-hak penerima manfaat segera dikembalikan.
“Kami hanya ingin keadilan. Bantuan itu untuk anak-anak kami, bukan untuk dipindahkan ke rekening orang lain,” keluh salah satu warga.
Warga menyebut pendamping PKH Desa Rahayu adalah Rijal yang bukan berasal dari desa setempat. Namun hingga kini, keberadaannya tidak diketahui dan sulit dihubungi.
Klik Madura berupaya menghubungi Rijal melalui pesan WhatsApp dan panggilan telepon. Pesan terlihat dibaca, bahkan status akun sempat menunjukkan “online”, tapi tidak ada tanggapan sama sekali. (san/nda)