PAMEKASAN || KLIKMADURA – Persebaran penyakit campak di Kabupaten Pamekasan sangat cepat. Data terbaru yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, sebanyak 390 anak suspek campak.
Dari total data tersebut, 150 anak positif menderita campak dan 1 anak positif rubella. Ironisnya, 5 di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinkes Pamekasan dr. Saifudin mengatakan, persebaran campak memang harus diwaspadai. Jika ada gejala campak pada anak, para orang tua wajib segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
Gelaja campak yang terjadi pada umumnya yakni, anak mengalami panas lebih dari 38⁰ celcius selama tiga hari. Kemudian, disertai batuk, pilek, mata merah dan mata berair.
Lalu, ada bercak kemerahan di tubuh anak. Jika bercak tersebut lebih dari 7 hari biasanya berubah menjadi kehitaman disertai kulit bersisik.
“Kalau sudah ada gelaja-gejala itu, jangan masih menunggu lama, segera bawa ke puskesmas terdekat,” katanya.
Menurut Saifudin, dari lima anak yang meninggal dunia, rata-rata lambat mendapat penanganan medis. Sebab, orang tuanya memilih dirawat di rumah dan tidak segera membawa ke puskesmas.
Pemerintah berupaya maksimal mengatasi penyakit berbahaya itu melalui sejumlah program. Salah satunya, melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) di hampir seluruh desa di Pamekasan.
Kemudian, menerjunkan tim surveilans untuk mendata anak-anak yang memiliki gejala campak. Langkah jemput bola itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah adanya pasien campak yang telat ditangani.
Saifudin berharap, seluruh element masyarakat mendukung upaya pemerintah dalam mengentaskan persebaran campak. Selain mendukung ikut menyukseskan program imunisasi, masyarakat diharapkan juga menjaga pola hidup sehingga kekebalan tubuh lebih baik.
“Jangan anggap enteng penyakit campak ini, karena penyakit ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian,” tandasnya. (nda)